PEKANBARU (WR) - Penderita Demam berdarah atau dengue hemorrhagic fever (DBD) di Kota Pekanbaru selama kurun waktu delapan bulan ini telah mencapai 743 orang, sedangkan yang meniggal dunia akibat DBD sebanyak 7 orang. Namun Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru sampai hari ini belum melakukan penyemprotan fogging karena efek dari rasionalisasi anggaran.
Disampaikan langsung kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Helda S Munir dari data yang dimiliki Diskes sampai saat ini penderita DBD sudah mencapai 743 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 7 orang. Dinas belum dapat melakukan upaya apapun karena dampak dari rasionalisasi anggaran yang terjadi.
"Kalau untuk penganggaran sudah kita anggarkan, mungkin masih dalam proses lelang, kemarin ada rasionalisasi anggaran", ujar Helda, seperti dilansir Faktariau.
Ketua Fraksi Demokrat DPRD Pekanbaru Aidil Amri terlihat geram dengan statment yang disampaikan oleh Kadiskes terkait persoalan DBD yang sudah memakan korban jiwa. "Sudah ada korban jiwa Kadiskes seperti tidak terjadi apa-apa saja, mau berapa banyak lagi korban jiwa berjatuhan baru Kadiskes itu bekerja" tanya Aidil.
Mestinya Kadis Kesehatan sebelum terjadi korban jiwa, dia harus langsung melakukan antisasi kemasyarakat dengan berbagai upaya seperti Sosialisasi K3, penyemprotan fogging dan sebagainya. Bahkan kalau sudah ada korban jiwa dia harus lebih aktif lagi melakukan upaya pemberantasan DBD, sekarang ini seperti tidak berdosa saja dia nampaknya meski sudah tujuh orang korban berjatuhan, ucap Aidil.
"Kalau dari sikapnya saat ini saya menilai memang tidak layak Helda ini menduduki jabatan Kepala Dinas Kesehatan, Walikota kita minta melakukan evaluasi secepat mungkin. Kalau dibiarkan berlarut-larut Helda memimpin Diskes ini dipastikan korban DBD akan bertambah lagi" tutur Aidil.
Helda saat dikonfirmasi lagi terkait pernyataan dari Ketua Fraksi Demokrat Pekanbaru yang mengatakan bahwa Helda tidak mampu menjadi Kadis dan wajar untuk dievaluasi, Helda dengan santai berlalu sembari tertawa " ha ha ha ha"*** (frc/frc)
