*Taufik Zuhri Inspirator Kaum Disabilitas Kota Dumai

Lihatlah Potensi Kami, Kekurangan Bukanlah Musibah

Lihatlah Potensi Kami, Kekurangan Bukanlah Musibah

DUMAI (WAHANARIAU) - Terlahir dengan tubuh yang kerdil tidak lazim seperti manusia biasa lainnya, Taufik Zuhri tetap optimis menatap masa depan tanpa kenal lelah, minder apalagi putus asa.

Ia selalu menjawab “Alhamdulillah sejak lahir saya sudah begini dan ini pemberian Allah,” jika ditanya prihal cacat di tubuhnya.

Taufik Zuhri adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Keluarganya tergolong cukup mampu untuk hidup sehari hari, orantuanya Ruba’in adalah mantan Kepala kantor Departemen Pendidikan (Kakandepdikbud) Kabupaten Bengkalis pada zaman orde baru.

Meski tubuhnya tidak sempurna Taufik sejak kecil tidak punya sifat minder, ia selalu tampil apa adanya bergaul dengan teman sebaya dan tidak mau dikasihani, semua aktifitasnya dalam bergaul dilakukannya seperti anak anak yang bertubuh sempurna.

“Jangan lihat kekurangan kami,Tapi lihat potensi kami untuk  merubah kekurangan menjadi kelebihan” adalah motto hidup yang selalu dipegang teguh membuat dirinya sukses menjalankan bisnis multi level marketing yang dijalankannya saat ini.

“Saya tak mau dikasihani orang, saya ingin sukses bukan karena orang kasihan pada saya, tetapi karena kerja keras saya.” katanya lugas saat ditemui Sabtu (07/01/2017) sore di kedai kopi Komando jalan Sudirman Dumai-Riau.

Kesuksessan bisnis multi level marketing produk kesehatan mengantarkan dirinya menjadi pembicara di berbagai seminar dinegeri ini, salah satunya di Batam.

Pernah mendapat reward dari salah satu perusahaan terkenal karena penjualan produk yang dijual melebihi target dari orang normal biasa menjadikan kebanggan tersediri bagi dirinya selaku kaum disabilitas.

Namun ditengah keberhasilannya terbersit niat mulia ingin membantu kaum senasib yang sejauh ini terkesan hidup mengharapkan belas kasiha orang lain.

Ketua Forum Disabilitas Dumai (FDD) ini bertekat akan mengangkat marwah kaum senasib untuk mampu duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan manusia normal lainnya.

Dukungan pemerintah yang saat ini masih sangat dirasakan kurang menjadi kendala dirinya untuk menjalankan sejumlah program salah satunya penediaan tempat rekrasi atau tempat berkumpul kaum cacat tersebut.

Melalui media ini dirinya berharap agar Pemko memperhatikan kaum cacat untuk diperlakukan setara terutama dibidang pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Jika program ini terujud dirinya yakin tidak ada lagi kaum disabilitas yang hidup hanya mengharapkan belas kasihan orang. Pendidikan dan keterampilan akan mampu meningkat taraf hidup mereka.

“Wawasan keahlian jadi modal utama bagi kaum kami untuk bisa mandiri,”tukasnya.(uj) 

Berita Lainnya

Index