Guru di Kuansing Akan Turun ke Jalan Tuntut Hak

Guru di Kuansing Akan Turun ke Jalan Tuntut Hak
Ilustrasi ribuan guru turun ke jalan.(prokalbar)

TELUKKUANTAN (WAHANARIAU) - Dukungan aksi membela hak guru yang akan dilaksanakan pada, Rabu (1/11/17) besok semakin meluas. Ribuan para guru penerima sertifikasi dan non sertifikasi yang tersebar di 15 kecamatan di Kuansing dikabarkan akan turun ke jalan untuk melakukan aksi damai menuntut hak mereka.

Menurut catatan dari pihak panitia aksi, tak kurang dari sekitar 2512 orang guru yang belum menerima haknya atas dana sertifikasi diyakini akan ikut bergabung dalam aksi tersebut. 

“Sangat diharapkan partisipasi seluruh guru penerima TPG (tunjangan profesi guru) Kabupaten Kuansing 2016 untuk menghadiri kegiatan tersebut secara damai," bunyi surat undangan yang ditandatangani oleh Ketua PGRI Kuansing, Jomaris, S.Pd.

Dalam surat undangan tersebut juga ditegaskan, peserta aksi nantinya tidak dibenarkan melakukan keonaran dan diminta saling menjaga diri dari hasutan pihak manapun.

Dalam selebaran itu juga dibunyikan, aksi damai tersebut murni hanya menginginkan keadilan, agar permasalahan raibnya dana TPG triwulan III dan IV itu diusut tuntas.

Dalam kesepakatannya, guru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru dan Insan Peduli Pendidikan (Forkogip) ini menyebutkan, jika guru penerima sertifikasi yang turun tersebut belum menerima haknya selama empat bulan. Padahal kata mereka, dana untuk membayar sertifikasi guru itu berasal dari APBN.

Poin selanjutnya, mereka juga menyebutkan bahwa pemerintahan pusat telah kelebihan mentransper Tujangan Profesi Guru (TPG) ke Kabupaten Kuansing sebesar Rp 64,6 miliar lebih. Berdasarkan hitungan tersebut maka, pusat menghentikan pentransperan dana sertifikasi guru ke Kabupaten Kuansing untuk triwulan II dan IV. 

Namun setelah di cek ke Kas Daerah (Kasda), kelebihan dana tersebut tidak ditemukan atau hilang. Sehingga mengakibatkan TPG 2016 tidak dapat dibayarkan penuh 12 bulan.

Sementara itu, menurut Ketua LSM Suluh Kuansing, Nerdi Wantomes mengharapkan, agar para pemangku kepentingan harus serius merespon persoalan tersebut, supaya para guru bisa tenang dan tidak berimbas kepada peserta didik. "Jangan tunggu guru mogok mengajar," harap Nerdi.(riauterkini) 

Berita Lainnya

Index