Suplai Air Jauh Berkurang, Tiga Saluran Irigasi Ini Paling Parah Terkena Dampak PETI Kuansing 

Suplai Air Jauh Berkurang, Tiga Saluran Irigasi Ini Paling Parah Terkena Dampak PETI Kuansing 

TELUK KUANTAN (WAHANARIAU) -- Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau telah memporak-porandakan daerah aliran sungai (DAS) dan daratan di Kabupaten Kuansing. 

Dampak dari aktivitas PETI yang dilakukan di sepanjang aliran sungai baik kecil maupun besar di Kuansing telah membuat kerusakan yang sangat luar biasa. Tidak hanya habitat ikan yang jauh berkurang, namun suplai air menuju areal persawahan juga sangat jauh berkurang. 

Bahkan kondisi air sungai menjadi sangat kental dan pekat bercampur lumpur akibat aktivitas PETI dan menimbulkan terjadinya sendimentasi atau endapan lumpur pada saluran irigasi untuk mengiri areal persawahan di Kuansing. 

Data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kuansing bidang Sumber Daya Air, sedikitnya ada tiga daerah irigasi (DI) yang paling parah saluran irigasinya terdampak akibat aktivitas PETI yang dilakukan disepanjang aliran sungai. 

"Ada tiga DI kita yang paling parah terkena dampak PETI, pertama DI Petapahan Toar, DI Rawah Sawah Muaro Sentajo dan DI Rimbio Taluk didesa Kopah, ini paling parah terkena dampak PETI,"ujar Kepala bidang SDA Dinas PUPR Kuansing, Pebri, Jumat (10/3/2017). 

Tiga DI ini kata Pebri, selalu dipadati sendimentasi dari endapan lumpur bercampur pasir yang dibawa oleh air sungai yang kondisinya pekat dan kental akibat limbah dari aktivitas PETI. "Kalau ini terus terjadi tentu lahan persawahan yang ada di Kuansing tidak menutup kemungkinan akan tertimbun oleh pasir sehingga petani tidak bisa lagi kesawah,"katanya.

Menurut Pebri, akibat terjadinya sendimentasi pada saluran irigasi yang ada sehingga suplai air seringkali tidak bisa mencukupi untuk mengairi lahan persawahan. "Yang paling dirugikan di sini ya petani kecil,"katanya. (halloriau)

Berita Lainnya

Index