Sudahi Konflik Antara Gajah dan Manusia

Pantau Kebakaran Hutan, BKSDA Aceh Pasang GPS di Gajah

Pantau Kebakaran Hutan, BKSDA Aceh Pasang GPS di Gajah
ilistrasi

BANDA ACEH - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, mencatat hingga tahun 2017 ada sekitar 539 gajah liar di hutan Aceh. Dari ratusan gajah di Aceh ada yang sudah di pasang GPS untuk pantau kebakaran hutan.

"Selain memasang GPS untuk pantau kebakaran hutan. Kami juga sedang concern menyudahi konflik antara gajah dengan manusia yang selama ini terjadi. Termasuk sepanjang tahun ada saja gajah mati di perkebunan warga. Ini perlu sikap tegas bagi semua unsur terkait," kata Kepala BKSDA Aceh, Aji Sapto Prabowo, Selasa (18/4/2017).

Aji mengatakan, potensi konflik gajah dengan manusia sangat besar karena selama ini sejumlah hutan di Aceh sudah dilakukan konversi besar-besaran oleh sebagian masyarakat. Padahal, dengan ulah mereka itu dapat mengancam habitat dan populasi dari hewan dilindungi seperti gajah.

"Gajah itu satu di antara hewan yang dilindungi. Harusnya sama-sama di jaga habitatnya. Misalnya kasus di Pidie Jaya, masyarakat merubah hutan menjadi lahan baru untuk menanam sawit. Sawit itu kan makanan yang disukai gajah. Jika tempatnya telah dikonversi. Jelaslah dia turun gunung langsung obrak-abrik tanaman sawit itu. Inilah awal konflik gajah dengan manusia," sebut Aji Sapto.

Aji menyebutkan GPS itu juga untuk melacak keberadaan kawanan hewan besar di hutan bagian mana. Sehingga dengan adanya GPS tersebut, BKSDA bisa memantau keberadaan gajah.

Aji berharap, Gubernur Provinsi Aceh untuk mengambil sikap tegas terkait permasalahan antara gajah dengan manusia.

"Kami mencatat saat ini ada sekitar 539 gajah liar yang tersebar di sebagian hutan di Aceh," ucapnya. (detikcom)

Berita Lainnya

Index