Dampingi Presiden Jokowi di KTT G20 Jerman, Sri Mulyani Bawa Kabar Gembira

Dampingi Presiden Jokowi di KTT G20 Jerman, Sri Mulyani Bawa Kabar Gembira

JAKARTA (WR) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati turut hadir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam KTT G-20 yang berlangsung di Hamburg, Jerman, 7-8 Juli 2017.

Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengaku gembira atas makin kuatnya kerja sama perpajakan internasional dan peningkatan transparansi pajak antar negara untuk memerangi penghindaran dan penggelapan kewajiban pajak.

Hal tersebut disampaikannya melalui postingan di akun resmi Instagramnya, seperti dikutip detikFinance, Sabtu (8/7/2017).

"Indonesia akan memanfaatkan kerja sama perpajakan internasional ini untuk meningkatkan upaya kita meIawan penghindar dan pengemplang pajak. Namun Indonesia juga harus terus melakukan reformasi perpajakan agar dapat memanfaatkan kerja sama internasional secara maksimal untuk kepentingan negara Indonesia," tulis Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, KTT G-20 di Hamburg merupakan pertemuan penting. Pasalnya, pada saat ekonomi dunia menunjukkan tanda pemulihan yang cukup nyata, negara-negara G-20 yang menguasai lebih dari 75% perekonomian dunia ini masih harus menghadapi berbagai risiko. Seperti rendahnya produktivitas, peningkatan ketimpangan, peningkatan ketidakseimbangan (imbalances), dan kemungkinan perubahan koreksi harga aset secara mendadak. 

Berbagai isu tersebut dibahas secara intensif, dengan cara menghindari kecenderungan proteksionisme dan persaingan tidak setara (non level playing field) dan tidak adil (unfair trade) antar negara yang dapat mempersulit pemulihan ekonomi global. 

Isu lain yang sangat intens dibahas adalah mengenai perubahan iklim, yang dianggap dapat mengancam dunia dan menciptakan resiko bagi generasi anak cucu yang akan datang. Hal ini bisa terjadi jika dunia tak melakukan kebijakan untuk mengurangi emisi karbon untuk mencegah peningkatan suhu dunia. 

"Semua negara G20 akan melakukan upaya untuk mengurangi risiko perubahan iklim, meskipun Amerika Serikat telah memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian Paris untuk mengatasi ancaman perubahan iklim," tutur Sri Mulyani.

Berita Lainnya

Index