Doa Ala Politisi DPR, Singgung Fisik, Ganti Pemimpin & Janji Palsu

Doa Ala Politisi DPR, Singgung Fisik, Ganti Pemimpin & Janji Palsu

JAKARTA (Wahanariau) -- Sidang tahunan MPR/DPR/DPD dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia selalu menyisakan cerita. Sejak Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin negeri ini pada 2014, sudah tiga kali mereka mendengar doa bernada sindiran dari politisi Senayan. Terbaru, doa yang dilantunkan politisi Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembing di sidang tahunan 2017.

Dalam doanya, Tifatul meminta kepada Tuhan agar badan Presiden Joko Widodo menjadi lebih gemuk. "Ya Allah ya mutakabir, berilah petunjuk kepada pemimpin-pemimpin kami bimbinglah mereka agar senantiasa Istiqomah di jalan-Mu, beri petunjuk lah ke Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo gemukkan lah badan beliau Ya Allah," kata Tifatul, Rabu (16/8).

Tifatul menilai, badan Jokowi semakin kurus seiring dengan kerja kerasnya dalam membangun bangsa agar lebih maju, makmur dan sejahtera. "Karena kini terlihat semakin kurus, padahal tekad beliau dalam membangun bangsa dan negara ini," terangnya.

Politikus PKS ini melihat, Jokowi kerap kelelahan karena minimnya waktu istirahat setiap hari. Oleh karena itu, dia berharap Tuhan memberi Jokowi kesehatan dan kekuatan supaya bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

"Kami lihat beliau kurang waktu untuk beristirahat setiap hari. Pasti capek dan lelah limpahi lah beliau dengan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas curahkanlah hidayahmu jalan petunjuk yang lurus," ujar Tifatul.

Tak hanya Presiden Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun tak luput dari doanya. "Ya Allah lindungilah Wakil Presiden kami Bapak Jusuf Kalla meskipun usia beliau sudah tergolong tua tapi semangat beliau tetap membara," kata Tifatul.

Tak hanya itu, dia juga meminta agar pemimpin di negeri ini diberi pencerahan sehingga lebih takut kepada Allah SWT ketimbang takut dengan pimpinan partai politik.

"Ya Allah Ya Malikal Mulki hadirkanlah pemimpin-pemimpin negeri yang Sholihin pemimpin-pemimpin yang lebih takut kepada engkau ya Allah daripada takut kepada partainya. Yang lebih takut kepada dahsyatnya azab-MU daripada jabatan di dunia ini ya Allah mulai dari Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati sampai Kepala Desa berilah bimbingan-MU," ujarnya.

Tifatul buru-buru membantah jika doanya itu disebut sindiran. Dia justru mengaku mendoakan agar Jokowi diberi kesehatan.

"Enggak, doanya yang lebih baik dan bagus. Supaya kuat, supaya sehat menghadapi beban yang berat. Itu dibaca semua, jangan di potong begitu. Diambil dipotong," jelasnya.

Doa minta ganti pemimpin ala polisi Gerindra

Doa bernada sindiran kepada pemerintahan Jokowi-JK juga pernah membuat heboh pada sidang tahunan 2016. Saat itu anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi'i didapuk menjadi pembaca doa. Dalam doanya, dia meminta bangsa ini dijauhkan dari pemimpin yang hanya memberi janji palsu.

"Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat, yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat."

Bahkan, dalam doanya dia meminta agar Tuhan mengirimkan pemimpin yang baru bagi bangsa ini.

"Ya Rahman, Ya Rahim tapi kami masih percaya kepada-Mu, bahwa kami masih menadahkan tangan kepada-Mu artinya Engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah Yang Maha Asa. Allah, kalau ada mereka (pemimpin) yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negara ini Ya Allah." ucapnya.

Doa itu menuai kecaman dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Seharusnya doa berisi kebaikan kepada bangsa dan negara, bukan dibumbui kritik dan sindiran untuk pemerintah.

"Sangat disayangkan kalau doa kepada Tuhan diputarbalikkan. Soal yang bersangkutan menempatkan posisinya yang berseberangan dengan pemerintah, itu sah. Namun kalau diimplementasikan dalam doa. Biarkan Tuhan yang mendengarnya, prinsip saya yang salah akan jatuh sendiri," kata Mendagri.

Usai membacakan doa itu, Syafi'i justru mengaku dibanjiri ucapan yang masuk melalui telepon genggamnya. "Yang saya terima (pesan singkat) abis doa, saya sampai harus 3 kali ngecas HP. Sampai hari ini lebih dari 1.000-an yang masuk. Isinya 100 persen mengapresiasi. Banyak yang apresiasi saya bangga sekali," kata Syafi'i saat ditemui di ruang kerjanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/7).

Doa dijauhkan dari janji palsu

Pada sidang tahunan 2015, doa penutup dari politisi NasDem KH Khoirul Muna juga menjadi bahan pembicaraan. Dalam doanya, dia mengingatkan pemimpin negeri ini untuk memberi keteladanan.

Dia sempat menyinggung segelintir penguasa yang masih acuh tak acuh, tak peduli kesengsaraan rakyat. Sehingga rakyat semakin berang, jengkel dan galau karena mereka tidak memberikan suri tauladan.

"Ya Allah, bukalah pintu hati pemimpin kami agar mereka selalu amanah dan bertanggungjawab atas segala tugas yang diembannya. Bukakanlah selalu hati nurani pemimpin kami agar pada setiap embusan tarikan napas mereka hanya memperjuangkan dan memikirkan nasib rakyat yang letih memperjuangkan hidupnya," ujar Khoirul Muna.

Dia juga berdoa agar berita bohong tidak merajalela dan menghancurkan bangsa ini. "Ya Allah, bebaskan kami dari berita-berita bohong, janji-janji palsu dan harapan-harapan kosong karena sesungguhnya tidaklah elok mereka memanipulasi dan menipu rakyat yang menderita sengsara dan hampir berputus asa". (merdeka)

Berita Lainnya

Index