Konflik Rohingya di Myanmar Membara Tanpa Akhir

Konflik Rohingya di Myanmar Membara Tanpa Akhir
Penduduk etnis Rohingya di Maungdaw, Rakhine, Myanmar mengungsi. (Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun)

MYANMAR (Wahanariau) - Konflik berdarah di Rakhine seperti berjalan tanpa akhir. Kelompok pejuang Harakah al-Yakin menyampaikan kabar tak akan menyerah. Seperti dikutip dari BBC, meski kehilangan banyak pasukan, namun kelompok ini mengancam akan melakukan lebih banyak lagi serangan.

Saat ini 1,1 juta warga Muslim Rakhine masih hidup dalam situasi yang tak aman. Mereka berada di antara gerakan militan Harakah al-Yakin, serta serangan tentara. Sementara mereka yang berada di pengungsian juga tak lebih baik nasibya.

Laporan WHO awal tahun ini mengabarkan, lebih dari 80.000 anak usia di bawah lima tahun yang berada di pengungsian di Bangladesh berada dalam kondisi kelaparan.

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan meminta pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan kasus di Rakhine tanpa mengerahkan kekuatan yang berlebihan. Menurutnya, radikalisasi akan menjadi bahaya jika tak ditangani.

“Sebuah penanganan yang komprehensif diperlukan untuk memastikan, kekerasan tidak meningkat, dan ketegangan antar komunal bisa terkendali,” ujar Annan, seperti diberitakan oleh Reuters.

Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus, pada bulan Februari, ia mengeluarkan kritik pedas terhadap perlakuan terhadap komunitas Rohingya di Myanmar.

Berita Lainnya

Index