Peringatan Hari Batik Nasional

Batik Jadi Perekat Sekaligus Simbol Persatuan

Batik Jadi Perekat Sekaligus Simbol Persatuan
Seskab Pramono Anung (Foto: JAY/Humas)

JAKARTA - Batik merupakan perekat bangsa sekaligus menjadi simbol persatuan. Dengan berbatik, tidak ada lagi strata sosial, kaya maupun miskin. Karena batik menunjukkan kolektivitas dan kebersamaan.

Hal ini disampaikan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menanggapi makna yang bisa dipetik dari Peringatan Hari Batik Nasional, pada 2 Oktober 2017.

“Sekarang orang pakai batik hampir sama aja. Kalau dulu kan begitu orang memakai pakaian, pejabat dengan masyarakat itu kan beda. Kalau sekarang masyarakat ya pakai batik, pejabat pakai batik. Sehingga ini bagus untuk bangsa ini,” kata Pramono Anung, di ruang kerjanya Lantai 2 Gedung III Kemensetneg, Jakarta, kemarin.

Disebutkan Seskab yang hampir setiap hari mengenakan baju batik ini, saat ini hampir semua pejabat tinggi negara dari atas hingga bawah semua mengenakan batik, tidak lagi bersafari.

Masyarakat pun, lanjut Seskab, mengenakan batik tidak lagi semata-mata karena tanggal 2 Oktober menjadi Hari Batik Nasional. Tetapi karena batik sudah menjadi kebanggaan, dan memakai batik itu sudah seperti orang barat memakai jas dengan dasi.

Dengan demikian, menurut Seskab, batik juga sudah menunjukkan identitas bangsa Indonesia, yaitu bangsa yang sedang tumbuh menjadi bangsa yang besar dan tidak lagi terjebak sebagai bangsa kelas menengah.

Berita Lainnya

Index