Nasabah Tak Perlu Khawatir Soal Muamalat, Ini Penjelasan OJK

Nasabah Tak Perlu Khawatir Soal Muamalat, Ini Penjelasan OJK

JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk sedang membutuhkan suntikan modal yang besar untuk mendorong bisnis perseroan. Kinerja keuangan bank syariah pertama di Indonesia ini juga tak secemerlang dulu, Bank Muamalat sedang kritis.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso berdasarkan berita detikFinance pada Kamis 15 Februari 2018 mengungkapkan nasabah tak perlu khawatir dengan kondisi Bank Muamalat. Pasalnya bank yang digadang menjadi holding bank syariah tersebut masih memiliki kondisi likuiditas yang baik.

"Tidak perlu khawatir, bank ini bagus. Dana pihak ketiga (DPK) nya bagus. Murah, yang mau beli banyak. Artinya ini barang bagus, jadi tidak perlu khawatir soal itu," ujar Wimboh.

Dia menjelaskan, dalam bisnis perbankan Bank Muamalat masih dalam kondisi yang cukup baik. "Radang-radang ya memang ada, tapi masih bagus. Non performing financing atau rasio pembiayaan bermasalahnya memang sudah di atas treshold, makanya kita minta tambahan modal. Tapi masalah likuiditas tidak ada," ujar dia.

Mengutip laporan keuangan perseroan, periode September 2017 kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) Muamalat tercatat 11,58% turun dibandingkan periode September 2016 12,75%. 

Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif tercatat 4,17%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2016 3,8%. Sedangkan aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 3,91% meningkat dibanding September 2016 3,83%. 

Sementara itu cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif tercatat 2,62% turun dibandingkan periode September 2016 4,27%. 

Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) secara gross tercatat 4,54% meningkat dibanding 2016 4,43%. Sementara secara net 3,07% naik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1,92%.***

Sumber : detikFinance

Berita Lainnya

Index