Ginsi Keluhkan Biaya Logistik Indonesia Tertinggi di ASEAN

Ginsi Keluhkan Biaya Logistik Indonesia Tertinggi di ASEAN
Ilustrasi (Photo: Internet)

JAKARTA - Pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Importir Nasional Indonesia (Ginsi) mengeluhkan biaya logistik di Indonesia masih tinggi, bahkan tertinggi di ASEAN.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Ginsi, Anton Sihombing, usai acara diskusi Dwelling Time : Meningkatkan atau Menurunkan Biaya Logistik di Jakarta, Selasa (3/4/2018).

Baca Juga : Pemeritah Bakal Evaluasi Tarif Logistik di 39 Ruas Tol Seluruh Indonesia

"Iya, (Indonesia) masih tertinggi di ASEAN, kalau dibandingkan Vietnam sedikit di bawah kita, Filipina jauh di bawah kita, Malaysia jauh di bawah kita, Singapura enggak usah ditanya lagi," kata Ketua Umum Ginsi Anton Sihombing, seperti dilansir detikFinance.

Tak secara rinci, Anton hanya membandingkan biaya logistik nasional dengan produk domestik bruto (PDB). Tingginya biaya logistik terlihat dari porsi terhadap PDB. "Indonesia cost logistik antara 25-30% dari PDB," ujarnya.

Padahal, di negara lain porsinya sudah mencapai 20%. Ada pula negara biaya logistiknya 15%.

Baca Juga : Jokowi Ingin Biaya Logistik Murah

Dia mengatakan, waktu bongkar muat (dwell time) bukan isu yang penting saat ini. Sebab, dwell time di Pelabuhan Tanjung Priok sudah tercapai. Menurutnya, tingginya biaya logistik karena tingginya biaya-biaya di pelabuhan.

"Permasalahan costnya terlalu tinggi, kalau bisa regulator mengurangi biaya-biaya pelabuhan dan itu tergantung Pelindo. Dan apa yang diaturkan pemerintah harus dilaksanakan operator," ujar dia. (dtk/dtk)

Baca Juga : Berharap Tarif Tol Transfortasi Logistik Secepatnya Diturunkan

Berita Lainnya

Index