Luar Biasa...! 'Pengamen' Kafe Ini Ternyata Seorang Polisi Berpangkat Bripka

Ahad, 07 Agustus 2016 | 11:35:48 WIB

PEKANBARU (WR) - Pria bernama Candra Ilyas ini sekilas tampak tidak berbeda dari musisi lainnya. Skil bermain gitar yang dikolaborasikan suara 'Renyah' membuat sejumlah pengunjung, mulai dari warung kaki lima dan kafe-kafe di Kota Pekanbaru, Riau terpukau.

Tapi siapa sangka, ayah dua orang anak itu ternyata polisi reserse kriminal dengan pangkat Bripka, dan berdinas di Kota Pekanbaru. Jadi pantas saja kalau tampang dan penampilannya jauh dari perawakan abdi negara lainnya, yang biasa cepak-cepak.

Jumat (5/8/2016) malam, Candra kebetulan main di salah satu kafe dibilangan komplek Sudirman Square, Pekanbaru. Dia terlihat fokus dengan gitarnya sambil memainkan beberapa lagu, mulai lokal hingga mancanegara bersama beberapa rekannya.

Pengunjung pun larut. Sesekali terdengar juga tepukan tangan dari mereka yang kebetulan menghabiskan akhir pekan di kafe itu. Namun rupanya suguhan ini belum cukup. Candra lalu berdiri dan mengambil mic. Ya, ini gilirannya pamer suara sambil bermain gitar.

Whosaah! Lagi-lagi pengunjung kagum. Ada yang berbisik-bisik sambil memuji, dan sisanya menganggap itu wajar, sebab Candra adalah seniman. Padahal di balik itu, keseharian Candra kerap bergelut dengan yang namanya penjahat.

Add Friend

Itu baru diketahui usai dirinya perform. Tiba-tiba saja Candra menghampiri meja yang kebetulan bersama salah seorang Perwira Menengah (Pamen) Kepolisian. Tanpa aba-aba, pria ini memberi hormat ala aparat. Oh ternyata, dia seorang polisi.

"Sekali seminggu saja buat melepas hobi. Kalau diikuti semua tawaran bisa bahaya, tugas (polisi) saya bisa keganggu. Secara pribadi justru saya membatasi diri, kalau lepas dinas aja baru main kayak sekarang, dan hanya malam hari," buka Candra berbincang.

Ia menyebut ini ngamen, sebab Candra juga pernah merasakan main di kaki lima seputaran Kota Pekanbaru dengan teman-temannya. Jangan tanya soal materi, karena hasilnya mesti dibagi-bagi. Untung kalau lagi ramai, jika tidak, uang keringat hasil main itu habis buat makan di jalan.

"Paling mahal pernah dibayar Rp500 sekali manggung, itu event. Kalau paling kecil pernah Rp50 ribu. Itu jaman sudah jadi polisi. Nah dulu sebelum jadi polisi pernah dibayar makan aja. Tapi tetap ini rejeki," singkat pria kelahiran Palembang itu.

Sebab itu ia tidak terlalu hitung-hitungan. Baginya bermusik adalah kesukaan. "Kalau polisi itu pilihan, tapi kalau bermusik itu bagian dari hidup manusia, termasuk saya, tak akan bisa lepas dari yang namanya musik. Itu bagian hidup," yakin Candra sambil tersenyum.

Sumber : GoRiau.com

Add Friend

Terkini