Pangdam Marah : Bakar Rumahnya dan Cari Pelakunya

Ahad, 14 Agustus 2016 | 12:06:26 WIB

PEKANBARU (WR) - Pangdam I Bukit Barisan TNI Mayjend Lodewyk Pusung pimpin evaluasi kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) di Lanud Roesmin Nurjadin.

Ia marah besar disaat mengetahui Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau dijarah oleh para purusak lingkungan.

Dalam arahannya, Pangdam memerintahkan jajarannya menindak tegas jika menemukan gubuk atau rumah yang digunakan untuk membakar lahan dan pembalakan liar serta cari oknumnya untuk diproses secara hukum, salah satunya di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN)

"Saya perintahkan Kalau ada ditemukan gubuk atau rumah-rumah kebun menyerobot hutan negara, apalagi terbukti membakar lahan, begitu juga pembalakan liar, rumah-rumah itu ilegal, tidak ada toleransi. Bakar lalu cari orangnya untuk diproses. Karena mereka menyerobot hutan lindung. Tapi jangan rumah warga," Perintah Pangdan dengan Geram, Sabtu (13/8/2016).

Tindakan tegas itu menurutnya harus diambil, lantaran perbuatan para perusak lingkungan ini tidak hanya akan menghancurkan hutan, namun juga menyebabkan kebakaran lahan. Sebab, selain mencuri kayu mereka juga membuka lahan untuk perkebunan, dengan membakarnya.

Add Friend

Mayjen TNI Lodewyk Pusung pun siap 'pasang badan'. Dia tidak akan khawatir bila intruksi ini akan menuai kecaman dari sejumlah pihak, lantaran dinilai terlalu keras. Sebab, TNI dan Polri telah melakukan beragam upaya guna menanggulangi Karhutla.

"Tadi saya terbang dari Dumai ke Pekanbaru. Dari atas saya lihat ada aktivitas perambahan hutan, sementara di sisi lainnya terjadi kebakaran," ungkapnya. Fakta ini lah yang membuat Pangdam marah dan mendesak jajarannya mengambil sikap tegas tersebut.

"Tapi ingat, harus dilakukan dengan cara yang elegan," sebutnya.

Pangdam juga minta kepada Kepolisian agar selalu melakukan penegakan hukum jika memang terbukti melakukan hal-hal yang melanggar aturan. Pria berbintang dua ini menyatakan Riau masih menjadi perhatian serius pemerintah pusat, terlebih mulai meningkatnya intensitas titik api saat musim kemarau ini.

Selain itu, tim Satgas udara mau pun darat juga terus melakukan pemantauan rutin untuk melihat aktifitas kegiatan-kegiatan yang bisa berdampak buruk kepada masyarakat luas. Seperti kegiatan pembakaran lahan, pembalakan liar termasuk penyerobotan hutan negara, seperti halnya yang terjadi di Taman Nasional Teso Nelo (TNTN).

Add Friend

Lebih lanjut Pangdam juga meminta jangan sampai ada status darurat asap di Riau seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dibahasakannya dengan mengistilahkan dengan jangan sampai ada pasukan Kostad atau Brimob datang ke Riau yang diperintahkan Presiden melalui Panglima TNI untuk membantu pemadaman kebakaran hutan.

Dengan begitu, maka kinerja Satgas Karlahut yang telah berjibaku selama ini akan dianggap gagal. Karen itu tidak ada kata lain, langkah-langkah pencegahan dan penindakan harus dimaksimalkan lagi.

Meski begitu Pangdam tetap memuji atas kekompakan yang telah dilakukan Tim Satgas dalam melakukan pencegahan Karlahut di Riau, karena kebakaran yang terjadi tahun ini sudah jauh sangat berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Saya mengapresiasi semakin berkurangnya Karlahut terjadi tahun ini. Saya bilang bukan tidak ada, tetapi sudah jauh berkurang. Karena jika dibandingkan tahun lalu diperiode yang sama di Riau ini memang sudah kolap. Asap dimana-mana. Tapi tentu kita tak boleh berpuas diri. Mari kita terus bekerja semaksimal mungkin," pungkasnya.

Hadir pada kesempatan ini Danrem 031/WB Bigjend TNI Nurendi, Danlanud Marsma Henri Alfiandi, perwakila Polda Riau, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger, Kadishut Riau Fadrizal Labay serta berbagai undangan lainnya.(rdk/grc/frc)

Add Friend

Terkini