Filipina Ancam Keluar Dari PBB, Duterte Sebut PBB Tak Berguna, Tak Bisa Menghentikan Perang dan Pembunuhan

Ahad, 21 Agustus 2016 | 18:15:25 WIB
Dikritik soal perangnya terhadap PBB, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan keluar dari PBB dan mengatakan badan organisasi dunia itu tak berguna. (Reuters/Erik De Castro)

FILIPINA (WR) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali mengecam PBB karena mengkritik caranya memberantas narkoba, kali ini dengan mengancam akan meninggalkan PBB dan mengundang China serta negara lain untuk membentuk badan organisasi dunia yang baru.

“Saya tidak ingin menghina Anda. Tapi mungkin kami cuma harus memutuskan untuk berpisah dari PBB,” kata Duterte, Minggu (21/8/2016). “Mengapa Anda harus mendengar kebodohan ini?”

Duterte mengkritik balik PBB dengan menyebut bahwa badan itu tak melakukan cukup upaya dalam memerangi perang dan kelaparan, serta tak bisa melakukan apa pun terkait konflik di Suriah dan Irak.

Ia lebih lanjut mengatakan akan mengundang China dan negara-negara Afrika untuk membentuk organisasi dunia tandingan.

“PBB, Anda bisa mengatakan satu hal buruk tentang saya, saya bisa memberi 10 hal buruk (soal Anda). Saya katakan, Anda tak berguna. Karena jika Anda benar-benar mengikuti mandat Anda, Anda bisa menghentikan semua perang dan pembunuhan ini,” kata Duterte, seperti yang dilansir CNN Indonesia

Ditanya soal konsekuensi pernyataannya, Duterte mengatakan, “Apa…akibatnya? Saya tidak peduli.”

Ia mengatakan PBB seharusnya melakukan hal sesuai prosedur seperti mengirimkan seorang pelapor untuk berbicara dengannya.

Add Friend

“Anda tidak hanya memberikan pernyataan buruk soal sebuah negara,” tambah Duterte.

Dua pakar badan kemanusiaan PBB pekan lalu mendesak Duterte untuk menghentikan rangkaian pembunuhan para pengedar obat-obatan terlarang dalam perangnya terhadap narkoba.

“Saya akan membuktikan kepada dunia bahwa Anda adalah pakar yang sangat bodoh,” kata dia pada Jumat malam, seraya menyerukan agar tidak hanya melihat kematian terkait narkoba, namun juga nyawa-naywa orang tak berdosa yang hilang akibat narkoba.

Duterte menang pemilu presiden Filipina pada 9 Mei lalu, dan sejak itu sekitar 900 terduga pedagang narkoba telah tewas.

Pada Jumat, Duterte juga menolak bahwa pemerintahannya bertanggung jawab atas kematian itu dan kemudian mengatakan bahwa kematian itu bukan akibat pekerjaan polisi. Ia juga mengundang ahli PBB untuk melakukan investigasi.

Menurut perhitungan polisi nasional, pada pekan lalu, lebih dari 500 orang tewas dalam baku tembak dengan polisi dan hampir 8.000 lainnya ditangkap dalam perang melawan narkoba. Namun media lokal dan kelompok pemerhati HAM memperkirakan jumlah korban tewas lebih tinggi, mencapai 1.000 orang.

Duterte berkali-kali menegaskan dia tidak akan mengalah dalam perang terhadap narkoba hingga sindikat narkoba di Filipina hancur.

Sumber : CNN Indonesia

Add Friend

Terkini