Harga Sejumlah Bahan Pokok Alami Kenaikan di Awal 2017

Rabu, 04 Januari 2017 | 02:03:57 WIB
Ilustrasi pedagang cabai

JAKARTA (WAHANARIAU) - Awal tahun 2017 dibuka dengan harga sejumlah bahan pokok di beberapa daerah di Indonesia yang mengalami kenaikan. Seperti harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional Kabupaten Jember, Jawa Timur, di antaranya beras, gula pasir, minyak goreng dan telur ayam ras.

Salah seorang pedagang bahan pokok di Pasar Tanjung Jember Samik, mengatakan kenaikan harga beras rata-rata berkisar Rp200,- hingga Rp500,- per kilogram untuk jenis beras kualitas medium dan premium.

Di mana harga beras kualitas medium dan premium saat ini berkisar Rp10.000,- hingga Rp11.500,- per kilogram, dari harga sebelumnya Rp9.500,- hingga Rp11.000,- per kilogram.

"Kenaikan harga beras kemungkinan karena sebagian penggilingan menggunakan mesin pengering karena tidak ada sinar matahari untuk menjemur gabah, sehingga biaya produksi mengolah menjadi beras juga ikut naik dan menyebabkan harga beras naik," kata Samik dikutip Antara, baru - baru ini.

Tidak hanya beras, bahan pokok lain seperti gula pasir juga naik dari Rp12.500,- menjadi Rp12.750,- per kilogram, dan telur ayam ras yang mengalami kenaikan yang signifikan.

"Harga telur ayam ras menjelang Natal hingga Tahun Baru 2017 terus merangkak naik dari Rp16.500,- hingga kini Rp21.000,- per kilogram, namun harga terus fluktuatif, kadang naik dan kadang turun," imbuhnya.

Harga minyak goreng curah juga mengalami kenaikan dari Rp11.300,- menjadi Rp11.500,- per kilogram, sedangkan minyak dalam kemasan 2 liter berbagai merek berkisar Rp24.000,- hingga Rp26.000,- per kilogram.

Harga daging sapi memasuki awal tahun 2017 juga mengalami kenaikan dari Rp108.000,- menjadi Rp110.000,- per kilogram dan harga daging ayam juga naik dari Rp27.500,- menjadi Rp28.000,- per kilogram.

Sementara itu, harga cabai juga beranjak naik. Seperti di pasar tradisional di Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir melonjak dari Rp58.000,- menjadi Rp70.000,- per kilogram. 

"Kenaikan harga cabai merah itu karena pasokan berkurang," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Orok Sukmana.

Selama ini, pasokan cabai dari daerah-daerah sentral produksi berkurang akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan suhu udara lembap. Biasanya, suhu lembap itu dapat menimbulkan serangan hama maupun organisme pengganggu tanaman (OPT).

Saat ini, tanaman cabai yang siap dipanen terserang hama patek sehingga petani melakukan panen lebih awal dalam kondisi hijau dan belum berwarna merah. Selain itu, permintaan pasar meningkat untuk kebutuhan restoran, rumah makan, rumah tangga, dan pesta pernikahan.

Bukan hanya di Lebak, harga cabai merah biasa yang ditawarkan pedagang pada tiga lokasi pasar tradisional Kota Ambon juga naik. 

"Harga cabai merah biasa sudah bergerak naik sejak kemarin dari Rp 60.000 menjadi Rp 75.000 per kg, baik di Pasar Mardika, Gotong Royong, dan Batu merah," kata Rosmini, pedagang cabai di Ambon.

Dia mengatakan, kenaikan harga cabai di Kota Ambon secara merata terjadi karena produksi lokal yang dibeli dari petani di kawasan Desa Taino, Kecamatan Teluk Ambon sudah didapatkan dengan harga mahal.

Sedangkan cabai keriting panjang juga naik harganya dari Rp30.000,- menjadi Rp40.000,- per kg, dan harga eceran Rp5.000,- per tumpuk kecil, untuk cabai rawit hijau masih tetap dijual dengan harga Rp45.000,- per kg.(antara/merdeka)

 

 

Terkini