Warga 10 Desa di Kaltim Kelaparan dan Ingin Pindah ke Malaysia

Senin, 10 November 2014 | 07:11:07 WIB
KALTIM (WR) - Perut lapar ternyata menjadi rawan sebagai alasan mengapa orang ingin hijrah. Jika hijrah dari provinsi A ke provinsi B masih dalam NKRI, tentu hal itu sudah lumrah. Tetapi bagaimana jika hijrah ke luar negeri atau pindah kewarganegaraan seperti yang ingin dilakukan oleh warga di 10 desa di Long Apari, Kalimantan Timur?
 
Badan Pengelola Kawasan Perbatasan, Pedalaman, dan Daerah Tertinggal (BPKP2DT) Provinsi Kaltim bersama TNI, berhasil meredam warga di 10 desa di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang ingin keluar dari NKRI untuk pindah menjadi warga Serawak, Malaysia. 
 
Kepala BPK2DT Kaltim Frederik Bid saat turut melepas truk-truk TNI dari Samarinda menuju Mahulu membawa sembako pada 28 Oktober lalu, mengatakan bahwa ketika pihaknya mendengar ancaman 10 desa di Mahakam Ulu (Mahulu), tim langsung naik helikopter bersama TNI ke lokasi untuk memantau dan mendengar langsung, apa yang menyebabkan warga ingin keluar dari NKRI.
 
Setelah pihaknya melakukan pertemuan dengan perwakilan warga di 10 desa, akhirnya didapat jawaban apa yang menjadi penyebab mengapa sampai mereka mengancam ingin pindah warga negara.
 
Masalah utamanya adalah warga di 10 desa tersebut menjerit karena lapar akibat adanya beberapa faktor, seperti kemarau yang berkepanjangan dan minimnya infrastruktur di kawasan itu sehingga menyebabkan berbagai bahan kebutuhan pokok harganya sangat tinggi.
 
"Untuk menanggulangi sementara tentang jeritan mereka akibat lapar tersebut, maka hari ini kami bekerjasama dengan TNI AD memberangkat enam truk membawa 12,5 ton sembako ke 10 desa yang terdiri beras, gula, mi instan, dan obat-obatan," katanya saat itu.
 
Jumlah sembilan bahan pokok (sembako) dari Pemprov Kaltim tersebut, belum termasuk bantuan sembako dan obat-obatan yang diberikan oleh Pemkab Mahakam Ulu yang jumlahnya sekitar 5 ton.
 
Ke-10 desa yang hendak memisahkan diri dari NKRI tersebut semuanya berada di Kecamatan Long Apari, sebuah kecamatan yang berbatasan darat dengan Malaysia, meliputi Desa Long Pananeh I, Long Pananeh II, Long Pananeh III, Tiong Ohang, Tiong, Buu, Noha Tifab, Long Apari, Long Kerioq, Noha Silat, dan Desa Noha.
 
Invite Line Official Account Wahanariau :
Add Friend
Invite Line Redaksi Wahanariau :
Add Friend
Enam truk pengangkut sembako tersebut berangkat dari Samarinda, tepatnya dari Markas Komando Resimen Militer (Makorem) VI/Mulawarman. Keberangkatan truk-truk itu dilepas oleh Asisten Teritorial Kodam VI/Mulawarman Kol Inf Andi Andi Suyuti. 
Menurut Suyuti, prajurit TNI yang membawa enam truk sembako itu mengemban misi bantuan sosial kemanusiaan dan bakti sosial kesehatan.
 
Dalam misi itu selain ada obat-obatan juga ada tim kesehatan yang turut berangkat. Truk pengangkut sembako hanya mengantar sampai ke Melak, Kabupaten Kutai Barat. Selanjutnya dari Melak diangkut menggunakan helikopter pada Rabu, 29 Oktober menuju Long Apari.
 
Perjalanan harus menggunakan jalur udara karena belum ada akses darat ke Long Apari. Sedangkan jika menggunakan jalur sungai, tentu akan sulit karena musim kemarau. Seandainya turun hujan dan air sungai pasang pun, maka masih akan membutuhkan waktu beberapa hari lagi untuk menuju lokasi, sehingga mau tidak mau harus menggunakan jalur udara sehingga lebih cepat sampai hanya hitungan jam.
 
Sebelumnya, menanggapi adanya isu 10 desa yang ingin lepas dari NKRI, Pemprov Kaltim menurunkan tim terpadu yang dipimpin Danrem 091 ASN Brigjen TNI Nono Suharsono, Polda Kaltim, dan BPKP2DT Kaltim, yakni pada 21 Oktober menerbangkan dua helikopter TNI dan Polri dari Samarinda ke Mahulu.
 
Pemprov Kaltim terus melakukan koordinasi dan melihat langsung keadaan 10 desa di Kecamatan Long Apari tersebut, bahkan Wakil Guberur Kaltim M Mukmin Faisyal HP bersama jajaran TNI melakukan kunjungan ke Kampung Tiong Ohang, Long Apari.
 
Dalam kunjungan diketahui bahwa kemarau panjang hingga tujuh bulan, ternyata bukan saja berdampak pada ekonomi, tetapi juga mampu mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat di sepuluh desa atau kampung di Long Apari.
 
Invite Line Official Account Wahanariau :
Add Friend
Invite Line Redaksi Wahanariau :
Add Friend
Akibat kemarau, selain tanaman warga tidak berbuah dan tidak bisa panen, juga tersendatnya pendistribusian sembako dan obat-obatan bagi pelayanan di Puskesmas di sepuluh kampung karena jalur sungai yang selama ini digunakan menjadi kering sehingga speed boat dan ketinting tidak bisa lewat.
 
Atas kondisi tersebut dan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, maka Pemprov Kaltim bersama TNI dari jajaran Kodam VI Mulawarman dan Korem 091 Aji Suryanatakesuma berkunjung sekaligus memberikan bantuan sembako dan bakti sosial.
 
Komitmen Bangun Perbatasan Bertempat di Lamin Balai Adat Kampung Tiong Buu dan dihadiri sepuluh petinggi kampung serta Kepala Adat Besar Kampung, Wagub Mukmin Faisyal bersama Panglima Kodam VI Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono menyerahkan bantuan sosial.
 
Tidak kurang 15,2 ton beras bantuan dari Pemprov Kaltim, swasta, Korem dan Polda Kaltim serta Pemkab Mahakam Ulu diserahkan. Termasuk 640 dus mie instan, 160 liter minyak goreng, 950 kilogram gula putih, 212 botol kecap, 1.400 ikan kaleng, 200 botol saos sambal, 240 kilogram garam, satu paket obat-obatan, dan sejumlah peralatan olahraga.
 
Dalam kesempatan itu Mukmin Faisyal mengatakan, bantuan sosial berupa sembilan bahan pokok bagi masyarakat ini, hanya sebagian dari bentuk kepedulian dan keseriusan pemerintah daerah bersama TNI terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat di daerah pedalaman dan perbatasan.
 
Dia menegaskan tentang komitmen Pemprov Kaltim dalam membangun daerah pedalaman dan perbatasan, seperti pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan bandara di kecamatan paling ujung dan berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni Bandar Udara Datah Dawai.
 
Invite Line Official Account Wahanariau :
Add Friend
Invite Line Redaksi Wahanariau :
Add Friend
Dalam pembangunan bandara, Pemprov Kaltim menjalin kerja sama dengan TNI-AD dari Kodam VI Mulawarman supya pembangunannya cepat selesai mengingat lokasinya yang sulit dijangkau.
 
Menurut Wagub Kaltim, walaupun pembangunan daerah perbatasan merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun kawasan ini berada di wilayah Kaltim sehingga pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten setempat tetap berkewajiban memberikan perhatian khusus.
 
Selain itu, kawasan perbatasan merupakan beranda terdepan bangsa yang seharusnya tampak lebih baik dan dilengkapi berbagai fasilitas. Untuk itu, pembangunan di segala bidang wajib dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan dan lintas sektor. 
 
Dia tidak akan membiarkan permasalahan yang terjadi di Kabupaten Mahulu, sehingga berbagai upaya terus dilakukan demi kemajuan di Kecamatan Long Apari. Permasalahan yang paling mendasar yang dihadapi masyarakat pedalaman, perbatasan dan daerah tertinggal, termasuk di Kecamatan Long Apari, karena tidak ada aksesibilitas.
 
Jalur paling diandalkan masyarakat hanyalah jalur sungai yang saat ini mulai mongering akibat kemarau. Jalur transportasi sungai itu sangat tergantung pada kondisi alam bahkan waktu yang ditempuh dari Ujoh Bilang (ibukota Mahulu) untuk sampai di sepuluh kampung itu memerlukan waktu panjang tidak kurang dari 12 jam.
 
Sementara jalur udara hanya mengandalkan penerbangan menggunakan helicopter, terkecuali di Bandara Datah Dawai Kampung Long Apari (kampung paling ujung Kabupaten Mahulu dan berbatasan Malaysia) yang saat ini pengerjaannya dilakukan oleh TNI-AD.
 
Invite Line Official Account Wahanariau :
Add Friend
Invite Line Redaksi Wahanariau :
Add Friend
Khusus jalur darat, saat ini pengerjaannya dilakukan pihak Pemprov Kaltim bersama TNI-AD dari Kodam VI Mulawarman yang sudah dibuka untuk jalan sepanjang 53 kilometer dari Long Bagun, Long Pahangai, hingga Long Apari dalam dua tahun anggaran. 
Selanjutnya pada 2015 akan diteruskan untuk mencukupi jalur jalan darat sepanjang 240 kilometer dari Long Bagun hingga Long Apari dengan dua sumber dana, yakni dari APBN dan APBD Provinsi Kaltim.
 
Sementara itu, guna melintasi sungai, dibangun jembatan sebanyak 25 buah, namun yang terbangun baru dua jembatan. Kendala yang dihadapi adalah sulitnya medan jalan yang harus dilalui untuk memobilisasi peralatan dan bahan bangunan serta masuk kawasan hutan lindung.
 
Selain sarana dan prasarana infrastruktur berupa jalan, jembatan, pelabuhan udara, juga kebutuhan dasar masyarakat tetap diupayakan agar terpenuhi. Sektor kesehatan dan pendidikan sudah menjadi program prioritas pembangunan Pemprov Kaltim. 
Puskesmas Tiong Ohang (ibukota kecamatan Long Apari) yang saat ini sudah menjadi Puskesmas 24 Jam dengan rawat inap selanjutnya ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Pratama yang dilengkapi dengan tenaga dokter dan spesialis serta tenaga perawat dan bidan.
 
Demikian halnya listrik, sementara menunggu pembangunan pembangkit listrik tenaga air, maka dioptimalisasi pemanfaatan tenaga matahari (pembangkit listrik tenaga matahari atau solar cell) untuk rumahan.
 
Menurut Mukmin, untuk sektor pendidikan, Pemprov Kaltim telah membuka bantuan beasiswa untuk anak-anak perbatasan melalui program Beasiswa Kaltim Cemerlang hingga ke jenjang pendidikan S3 bagi anak perbatasan.
 
Sementara Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono menuturkan, kegiatan ini merupakan upaya dan perhatian perintah daerah bersama TNI dalam membangun daerah pedalaman, perbatasan dan daerah tertinggal. Penyaluran bantuan sosial yang menggunakan alat transportasi helikopter milik TNI sebagai bentuk sinergitas TNI bersama pemerintah daerah dalam mengurangi permasalahan kekurangan sembako yang dihadapi masyarakat pedalaman dan perbatasan.
 
Invite Line Official Account Wahanariau :
Add Friend
Invite Line Redaksi Wahanariau :
Add Friend
Selain menyalurkan sembako, jajaran Kodam VI Mulawarman bersama instansi teknis Pemprov Kaltim melakukan bhakti sosial berupa pelayanan kesehatan bagi masyarakat di sepuluh kampung di Kecamatan Long Apari yang dipusatkan di Tiong Ohang. 
Kegiatan yang dilaksanakan satu hari penuh itu melibatkan tim dokter dari Kodam VI Mulawarman dan tim dokter Dinas Kesehatan Pemprov Kaltim. Kegiatannya mampu menjaring sekitar dua ribu warga di sepuluh kampung.
 
Dalam kesempatan itu Panglima Kodam (Pandam) VI Mulawarman memberikan kepastian keterbukaan keterisolasian telekomunikasi melalui pengeoperasian menara telekomunikasi yang sudah terbangun sejak dua tahun lalu, namun mengalami kendala operasional. 
Dia juga mngaku sudah berkomunikasi dengan transponder Telkomsel untuk pengoperasian menara telekomunikasi dan peralatannya sudah berada di Balikpapan.
 
Dia mengatakan bahwa hal itu merupakan hadiah berharga bagi masyarakat Tiong Ohang karena sebelum natal ditargetkan sudah beroperasi.
 
Benny Indra Pujihastono juga mengungkapkan bahwa pembangunan jalur transportasi, baik jalan darat, jembatan, maupun bandara di kawasan pedalaman, perbatasan dan daerah terpencil terus dilakukan bersinergi dengan Pemprov Kaltim.
 
Menurut Benny, komitmen pemerintah daerah dalam membuka keterisolasian daerah patut didukung seluruh elemen masyarakat. Jalur jalan darat masih terus dikerjakan Zendam, termasuk tiga bandara di perbatasan yang salah satunya adalah Bandara Datah Dawai di Kecamatan Long Apari.
 
Dia mengatakan bahwa NKRI merupakan harga mati dan masyarakat perbatasan merupakan pengawal kedaulatan bangsa. Kondusivitas harus dipelihara bersama-sama. Masyarakat diajak mendukung semangat pemerintah daerah untuk memajukan daerah dan menyejahterakan rakyat.
Invite Line Official Account Wahanariau :
Add Friend
Invite Line Redaksi Wahanariau :
Add Friend

 

Terkini