Konflik Rohingya di Myanmar Membara Tanpa Akhir

Selasa, 29 Agustus 2017 | 04:23:00 WIB
Penduduk etnis Rohingya di Maungdaw, Rakhine, Myanmar mengungsi. (Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun)

MYANMAR (Wahanariau) - Konflik berdarah di Rakhine seperti berjalan tanpa akhir. Kelompok pejuang Harakah al-Yakin menyampaikan kabar tak akan menyerah. Seperti dikutip dari BBC, meski kehilangan banyak pasukan, namun kelompok ini mengancam akan melakukan lebih banyak lagi serangan.

Saat ini 1,1 juta warga Muslim Rakhine masih hidup dalam situasi yang tak aman. Mereka berada di antara gerakan militan Harakah al-Yakin, serta serangan tentara. Sementara mereka yang berada di pengungsian juga tak lebih baik nasibya.

Laporan WHO awal tahun ini mengabarkan, lebih dari 80.000 anak usia di bawah lima tahun yang berada di pengungsian di Bangladesh berada dalam kondisi kelaparan.

Mantan Sekjen PBB Kofi Annan meminta pemerintah Myanmar untuk menyelesaikan kasus di Rakhine tanpa mengerahkan kekuatan yang berlebihan. Menurutnya, radikalisasi akan menjadi bahaya jika tak ditangani.

“Sebuah penanganan yang komprehensif diperlukan untuk memastikan, kekerasan tidak meningkat, dan ketegangan antar komunal bisa terkendali,” ujar Annan, seperti diberitakan oleh Reuters.

Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus, pada bulan Februari, ia mengeluarkan kritik pedas terhadap perlakuan terhadap komunitas Rohingya di Myanmar.

Paus mengatakan, bahwa mereka telah disiksa dan dibunuh hanya karena mereka ingin menjaga budaya dan kepercayaan Muslim mereka.

Paus, yang berencana akan mengunjungi Myanmar dan Bangladesh pada November mendatang, secara serius meminta agar militer Myanmar mengakhiri pendekatan dengan kekerasan pada warga Rohingya.

"Berita yang menyedihkan telah sampai kepada kita atas penganiayaan terhadap saudara-saudara kita di Rohingya, sebuah kelompok dengan agama minoritas. Saya ingin mengungkapkan kedekatan penuh saya dengan mereka, dan biarlah kita semua meminta Tuhan untuk menyelamatkan mereka, dengan niat baik untuk membantu mereka,” ujarnya.

Jika tokoh dunia seperti Paus Fransiskus dan lembaga dunia seperti PBB sudah bersuara namun tak membawa perubahan sikap pemerintah Myanmar pada Rohingya, kemungkinan bara api permusuhan dan dendam tak akan pernah padam di Rakhine.

Seperti yang dijanjikan, kelompok pejuang Harakah al-Yakin bisa jadi menepati janji menyerang kembali. Jika tak ada damai, maka warga Rohingya, akan terus tenggelam dalam situasi pahit yang tak pernah mereka inginkan terjadi dalam hidup mereka. (rdk/viva)

Terkini