Kapal Legendaris KRI Dewaruci Pecahkan Rekor Dunia

Senin, 16 Oktober 2017 | 11:41:23 WIB
Photo : Jpnn

KAPAL legendaris Dewaruci baru saja melakukan pelayaran bersejarah. Disebut-sebut memecahkan rekor dunia. Apa cerita?

Merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-72, tempo hari, sejumlah perwira tinggi aktif dan purnawiran TNI AL, AD, AU dan kepolisian berlayar dengan kapal Dewaruci.

Pun hanya dari Surabaya ke Jakarta, pelayaran ini digadang-gadang telah memecahkan rekor dunia. Apa sebab? Dewaruci membawa sebanyak 26 orang Laksamana dan 23 Kolonel.

"Sejak zaman Columbus sampai zaman tehnologi komputer digital sekarang ini, bahkan di atas kapal induk nuklir sekali pun, Perwira Tinggi yang ada hanya satu orang," ungkap C. Kowaas, penulis buku Dewaruci saat keliling dunia pertama kali pada 1964.

"Kalau lebih dari satu, itu tidak akan lebih dari hitungan jari-jari sebelah tangan. Itu pun keberadaannya di atas sebuah kapal tidaklah sebagai personil aktif yang ikut berlayar, tetapi sedang menghadiri suatu upacara resmi, atau acara Cocktail Party yang diselenggarakan oleh komandan kapal," sambungnya.

Jadi, yang baru saja dilakukan Dewaruci dalam pelayaran memperingati HUT RI 72, belum pernah dilakukan negara mana pun.

Ide "Gila" Peristiwa bersejarah ini rupanya bermula dari ide "gila" Capt. Gita Ardjakusuma, nakhoda kapal Phinisi Nusantara yang pernah mengharumkan nama Indonesia saat Vancouver Expo 1986.

***C. Kowaas meriwayatkan kiprah Capt. Gita di dunia pelayaran sebagai berikut…
Lelaki kelahiran Garut, Jawa Barat ini alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan-14 (1968).

Sejak jadi Kadet 1964, dia sangat giat berlatih dalam Janus Olah Raga Layar dan berlomba adu keterampilan dengan taruna-taruna Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) Gunung Sahari Ancol, Jakarta dengan kapal layar jenis Dragon class/-Jerman.

Pertama berlayar dengan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci dalam Operasi Kartika Jala Krida 1967.

Usai dinas dari TNI AL, dia berkarya di PT Admiral Lines sebagai Nakhoda MPB-I, dipercaya menjadi Direktur Operasi Arya Tokyo, perwakilan dari Admiral Lines dan Andhika Lines di Tokyo, pada 1987-1992.

Pada 1974, Capt. Gita melayarkan sebuah yacht ketch Class Java Doll milik Atache AL Amerika di Jakarta dari pelabuhan Keelung di Taiwan Utara ke Jakarta.

Tahun 1986, melayarkan perahu Bugis sebagai nahkoda kapal ‘Phinisi Nusantara’ menyeberangi Pasifik maha luas dari Jakarta ke Vancover Expo di Canada, sampai ke San Siego, USA Dan mendapat tanda kehormatan Satya lencana Pembangunan Bahari dari Presiden Soeharto.

Pada 1992, ikut sebagai anggota tim nasional lomba Layar Indonesia, Sea Games di Manila.

Pada 1990-1994, (4X) lomba layar Darwin-Ambon yacht race dan Sydney-Hobart Tall-ship race dengan sts Young Endeavour, milik Australia.

Pada tahun 1995, menjadi Ketua Bidang Lomba Tall Ship Race Bali-Jakarta pada SAIL INDONESIA (ARUNG-SAMUDRA) HUT-RI ke-50, di Jakarta. Tahun 1996-1999, menjadi instruktur Layar di KRI DEWARUCI.

Pada tahun 2002-2005, ditunjuk sebagai anggota Race Committee, International Sail Training Association, di London.

Pada 1993-2007, diangkat sebagai STAF AHLI Penasehat KASAL Bidang Pelayaran.

"Dengan keahlian dan pengalaman di perahu atau kapal layar sebanyak itu, tidak heran kalau seluruh hidupnya menyatu dengan laut," papar Kowaas.

"Pribadi seperti inilah yang dijuluki The Old Salt. Pelaut Ulung, yang mendapat piagam penghargaan sebagai PELAUT TELADAN 1992," sambungnya.

Meski usianya tak bisa dibilang muda lagi, hobby berlayar dengan perahu dan kapal layar sejak dari Kadet AAL sampai sekarang ini, ternyata tidak sedikit pun surut berkurang.

"Dari otaknya yang serba asin itu lahirlah ide merayakan HUT NKRI ke-72 di atas geladak Dewaruci pada 17 Agustus 2017," ungkap Kowaas.

Mulanya Gita menghimpun para sahabatnya mantan Komandan Dewaruci, para perwira tinggi, perwira menengah, baik yang masih aktif pun yang sudah purna tugas, untuk berlayar dari Surabaya ke Jakarta sambil melakukan semacam reuni dalam semangat persahabatan persaudaraan..

Ide ini segera dibawa ke Panglima Armada Timur (PANGARMATIM) Laksda TNI Darwanto yang juga adalah seorang pengarung samudera, mantan Komandan Satuan Kapal Selam dan mantan Komandan Dewaruci. Setuju.

Ide ini pun mengalir ke KASAL Laksamana TNI Ade Supandi dan terus sampai ke PANGLIMA TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Semua sependapat.

Dalam perkembangan selanjutnya, Laksda (Pur) Warsono HP yang mantan Komandan Dewaruci, mantan Gubernur AAL, mantan DAN KOLINLAMIL dan Laksda (Pur) Husein Ibrahim, mantan WA. ASRENA, mantan Dirtektur Jalabhakti-Yasbhum, yang merupakan Purnawirawan Senior mengusulkan agar mengajak Purnawirawan AD, AU, dan POLRI sebagai Comrade in Arms.

"Ini memperlihatkan bahwa Tentara Nasional Indonesia masih utuh dan solid," kata Capt. Gita kepada JPNN, Sabtu, 14 Oktober 2017.

Tujuannnya, memberi contoh teladan kepada generasi muda penerus yang akhir-akhir ini menghadapi tantangan disintegrasi bangsa.

Capt. Gita pula yang mengusulkan agar peserta pelayaran juga melibatkan tokoh-tokoh sipil di bidang pelayaran maritim.

Maka terhimpun Angkatan-10 tahun 1964 Laksma (Pur) John Pattihahuan (79 tahun) sampai Angkatan-30 tahun 1984 Laksma (Pur) Didin Zainal Abidin (60 tahun).

***PANGARMATIM akhirnya memutuskan ikut berlayar.
Diikuti DANSESKOAL Laksda TNI Aru Sukmono dan lain-lain, sehingga semuanya berjumlah 20 Laksamana Laut yang masih aktif maupun sudah pensiun, ada 2 Majen AD purnawirawan, 1 Marsma AU purnawirawan, 3 Irjenpol purnawirawan, serta 23 PAMEN AL aktif maupun purnawirawan.

Serta 11 tokoh pelayaran maritim, diikuti juga 10 wartawan yang dibawa Kepala Dinas Penerangan AL (Kadispenal) Laksma TNI Gig J. M. Sipasulta.

Dalam sarasehan di geladak kapal sepanjang pelayaran, tercetus ide untuk tetap merawat dan mengoperasikan Dewaruci yang masa tugasnya segera digantikan kapal Bimasuci.

Dewaruci akan tetap digunakan sebagai alternatif terbaik bagi pembinaan mental dan karakter generasi muda Indonesia guna menumbuhkan cinta bahari dan persatuan dengan mengusahakan biayanya dianggarkan dalam APBN.

"Sehingga pelestarian KRI Dewaruci sebagai sarana pemersatu anak bangsa seluruh Indonesia, haruslah betul-betul mendapat sambutan serius dari Pemerintah dan DPR dan kita semua, tidak terkecuali," demikian Kowaas. [Jpnn]

Terkini