Ternyata Begini Proses Cetak Uang Rupiah

Rabu, 18 Januari 2017 | 19:56:02 WIB
Ilustrasi : Uang

KARAWANG (WAHANARIAU) -- Banyak masyarakat yang belum tahu bagaimana proses pembuatan uang yang selama ini dijadikan sebagai alat transaksi ekonomi.

Setidaknya ada beberapa tahapan dan membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu untuk mencetak selembar uang kertas.

Berlokasi di Parung Mulya, Karawang, Jawa Barat, Rabu (18/1/2017). Pabrik Pencetakan uang milik Perum Peruri ini berdiri di atas lahan seluas 202 hektar.

Proses pertama yang dilakukan adalah melakukan pengukiran pelat yang merupakan dasar untuk pencetakan uang kertas, proses tersebut dinamai engraving.

Pada bagian ini, mesin-mesin pencetak pelat lebih mendominasi dibandingkan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) nya.

"Kita juga mengadopsi teknologi pencetakan dari Jerman," kata Kepala Divisi Produksi Uang Rupiah Perum Peruri Suhada.

Selanjutnya, uang akan mulai pada tahap cetak awal. Pada proses ini gambar dimasukkan saling isi atau rectoverso. Rectoverso atau gambar saling isi penggunaannya bertujuan sebagai unsur pengaman uang kertas Rupiah untuk melindungi dari tindak pemalsuan.

Proses pada tahap kedua ini menjadi yang paling rumit, sebab uang yang telah dicetak harus didiamkan selama 2x24 jam di tambah 8 jam sebelum masuk tahap selanjutnya.

Pada bagian ini juga ruangan kerjanya hanya didominasi mesin-mesin dengan ukuran yang cukup besar. Setelah itu, uang akan masuk pada proses intaglio atau proses pencetakan kembali untuk bagian depan dan juga bagian belakang.

Setelah melewati proses tersebut, uang akan masuk pada proses pemberian nomor seri yang telah disiapkan oleh Bank Indonesia. Selanjutnya, uang yang telah memiliki nomor seri akan diperiksa oleh pegawai secara manual.

Pada proses ini, uang akan disortir satu-satu untuk dilihat ada yang cacat atau tidak. Jika ada yang cacat, maka pegawai tidak segan mencoret uang tersebut atau uang tersebut menjadi tidak berharga.

"Kalau ada yang sobek, warnanya kurang itu akan dicoret, dan kita juga akan membuat surat laporan," kata salah satu staf Peruri.

Bagi uang yang telah sempurna, maka masuk dalam proses pemotongan yang sekaligus pengemasan dalam bentuk gepokan. Setelah itu, uang baru dikirim ke Bank Indonesia untuk disebarkan ke masyarakat.

Perlu diketahui, tidak mudah bagi sebagian masyarakat untuk melihat langsung proses pencetakan uang kertas Rupiah. Sistem keamanan pabrik yang menjadi objek vital nasional ini sangat tinggi. Banyak gerbang dengan penjagaan ketat yang harus dilalui pengunjung.

Para pengunjung tidak diizinkan untuk membawa seluruh barang bawaannya, seperti tas, barang elektronik, dompet, hingga uang Rupiah yang terselip dalam saku celana pun harus ditinggalkan dalam loker yang telah disediakan.

Area pabrik pencetakan dibagi menjadi beberapa gedung pencetakan, yaitu pencetakan uang kertas, uang logam, kertas non tunai, hingga logam non tunai.

Punya Klien Internasional 

Kemampuan pencetakan Perum Peruri telah diminati banyak negara, baik regional maupun internasional.

"Peruri ini harus menambah atau memperluas pasar," kata Prasetio.

Berdasarkan PP Nomor 32 Tahun 2016, Peruri ditugasi mencetak uang Rupiah/NKRI, pita cukai, dokumen keimigrasioan, meterai, dan buku pertanahan.

Menurut dia, produk pencetakan non uang Peruri telah masuk dan juga diminati oleh beberapa negara di regional maupun internasional.

"Hari ini kita sudah sejumlah document security kita sudah masuk ke Asia Tengah, Afrika. Permintaan Amerika Selatan dan Amerika Latin juga ada. Afrika juga banyak," jelasnya.

Kemampuan pencetakan Perum Peruri yang dikenal oleh negara-negara luar berasal dari forum-forum internasional, seperti Forum Banknotes Conference. Di mana, pada forum tersebut selalu dikenalkan.

Hanya saja, potensi tersebut masih belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat, mengingat alat produksi yang dimiliki masih dianggap belum mencukupi.

"Tahun ini kita harus memiliki alat produksi yang mampu memenuhi kebutuhan internasional. Kita harus lihat lebih dalam, jangan sampai kita sudah investasi market-nya tidak mampu," jelasnya.

Hingga saat ini, produk cetakan Perum Peruri seperti buku paspor atau dokumen keimigrasian, pita cukai, materai telah masuk ke negara-negara seperti Nepal, Sri Lanka, Filipina.

"Justru kita mau tambah New Genea, Ghana, negara Asia Tengah itu potensi pasar yang masih bagus," kata dia. (detik)

Terkini