Ternyata Wako Pekanbaru Tak Tahu Soal Spanduk Larangan Operasional Angkutan Online

Selasa, 22 Agustus 2017 | 17:02:35 WIB

PEKANBARU (Wahanariau) - Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT mempertanyakan keberadaan puluhan spanduk larangan operasi angkutan berbasis aplikasi, yang diduga kuat sebagai pemicu insiden bentrokan antara pengemudi taksi konvensional dan angkutan online di ibu kota Provinsi Riau tersebut.

"Saya pun tidak tahu (spanduk larangan operasional angkutan online). Apakah itu dinas atau orang per orang," kata Firdaus saat dikonfirmasi Antara di Pekanbaru, Senin (21/8/2017).

Sementara itu, Firdaus tampak sedikit terkejut saat diinformasikan bahwa spanduk tersebut merupakan spanduk resmi yang dipasang oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru.

BACA JUGA : Pemko Pekanbaru Dinilai Picu Bentrok Angkutan Online Vs Konvensional

Spanduk bertuliskan "Angkutan Sewa Khusus Online - Grab Car, Uber, Go Car dll, dilarang beroperasi di wilayah Kota Pekanbaru" dipasang Jumat kemarin (18/8/2017). Spanduk itu tampak menyebar di puluhan titik sudut Kota Pekanbaru.

Keberadaan spanduk tersebut kemudian diduga kuat sebagai pemicu kericuhan yang terjadi antara pengemudi taksi reguler dan online di Pekanbaru, Minggu malam tadi (20/8/2017).

BACA JUGA : Demo Ratusan Sopir Taksi Tak Membuahkan Hasil

Kericuhan itu menyebabkan sembilan taksi reguler rusak, dan sejumlah pengemudi reguler maupun online mengalami luka-luka.

Firdaus sendiri menuturkan bahwa Dinas Perhubungan Pekanbaru tidak pernah berkonsultasi terkait pemasangan spanduk tersebut.

"Saya kira (Dinas Perhubungan Pekanbaru) tidak ada konsultasi dengan saya," ujarnya.

Firdaus juga menyatakan bahwa dirinya tidak melarang angkutan online beroperasi di Pekanbaru.

BACA JUGA : Sembilan Taksi Rusak Akibat Bentrokan, Angkutan Online Dituntut Tanggung Jawab

Dia mengatakan bahwa baik keberadaan angkutan reguler maupun online, sama-sama dibutuhkan dalam perkembangan Kota Pekanbaru.

"Dua-duanya kita butuh. Taksi resmi, ini adalah perusahaan anak bangsa yang telah berpartisipasi dalam membangun. Kemudian teknologi, kita hidup di era digital, untuk jadikan kita cerdas, smart, tentu bagaimana kita gunakan teknologi," kata Firdaus.

BACA JUGA : Bentrokan Dengan Taksi Konvensional Pekanbaru, Pengelola Gojek 'Bungkam'

Pada Senin pagi ratusan sopir taksi konvensional berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota Pekanbaru untuk memprotes insiden pengrusakan dan penganiayaan, yang diduga dilakukan sopir Gojek pada Ahad malam.

Para demonstran membawa serta sejumlah kendaraan taksi mereka yang hancur akibat bentrokan dengan pengemudi Gojek.

"Kami telah bertahun-tahun ada di Pekanbaru. Bahkan sejak 1976 kami di sini. Sekarang kami hancur dengan keberadaan mereka (angkutan daring)," kata seorang sopir taksi konvensional, Yusra.

Kepolisian Resor Kota Pekanbaru tengah menyelidiki bentrokan beruntun antara pengemudi transportasi berbasis aplikasi dalam hal ini Gojek dan Go Car dengan para sopir taksi konvensional yang terjadi di Simpang Mall SKA itu.

BACA JUGA : Ratusan Supir Taksi Demo Kantor Walikota Pekanbaru Pasca Bentrok di Simpang Mall SKA

"Pelaku dalam lidik baik dari sopir taksi konvensional maupun dari yang 'online'," kata Kepala Polresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto di Pekanbaru.

Dia menjelaskan bahwa kejadian itu diduga terkait keberadaan kendaraan berbasis aplikasi yang dianggap mengganggu aktivitasnya sebagai angkutan penumpang.

BACA JUGA : Pengemudi Gojek Hancurkan Mobil Taksi di Simpang Mal SKA

Mereka juga merasakan bahwa penumpang mulai beralih ke transportasi daring tersebut seperti Go Car, Gojek, Grab dan Uber selain juga dianggap belum diizinkan operasi oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. (rdk/ant)

Terkini