Pergeseran Dari Investasi Infrastruktur Ke SDM

Sabtu, 17 Maret 2018 | 10:38:41 WIB
Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla memimpin Rapat Terbatas tentang Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/3/2018) siang. (Foto: JAY/Humas)

JAKARTA - Pemerintah akan bergeser kepada pekerjaan besar yang kedua, yaitu investasi di bidang SDM (Sumber Daya Manusia), karena peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat menentukan sekali dalam berkompetisi dan bersaing dengan negara-negara lain.

Pekerjaan besar ini dilakukan setelah pekerjaan besar pertama, yaitu infrastruktur yang memakan waktu selama kurang lebih 3,5 tahun ini.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) tentang Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (15/3/2018) siang.

BACA : Lebih Baik Bank Internasional Ada di Indonesia Daripada Nasabah Lari Keluar

“Kita ingin yang berkaitan dengan pendidikan kepada anak-anak kita dari anak usia dini di PAUD, yang dalam tumbuh kembangnya perlu sebuah pembentukan karakter bagi anak,” kata Presiden Joko Widodo 

Presiden juga menyampaikan mengenai peningkatan akses dan kualitas pendidikan, baik pendidikan dasar, pendidikan menengah juga harus diperkuat dengan pendidikan karakter dan budi pekerti yang baik.

Selain itu, Presiden menyampaikan mengenai pentingnya vocational school, vocational training, politeknik dan juga link and match antara industri dan SMK-SMK, dan dengan politeknik-politeknik, meskipun ini juga sudah mulai dikerjakan, baik oleh Menteri Perindustrian maupun Menaker.

BACA : Jokowi Ingatkan Perbankan Harus Berani Ambil Risiko

Presiden menginginkan agar dalam investasi besar yang kedua ini semuanya bergerak bersama-sama, baik di Kementerian Dikti, di Kemendikbud, dan di Kementerian Agama, terutama yang berkaitan dengan pendidikan di Pondok Pesantren. “Nantinya yang berkaitan dengan tenaga-tenaga kerja kita yang juga perlu kita upgrade,” ujar Presiden Jokowi.

Dalam kesempatan itu Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pertemuannya dengan kalangan perbankan nasional, Kamis (15/3/2018) pagi, dimana dirinya menantang perbankan untuk mengeluarkan produk kredit pendidikan atau yang di Amerika dinamakan student loan.

“Saya mendapatkan laporan bahwa di Amerika nilai nominal outstanding seluruh kredit pendidikan itu telah melampaui dari total outstanding dari pinjaman kartu kredit. Untuk kartu kredit di Amerika, 800 miliar dollar AS, tetapi di kredit pendidikannya lebih besar, yaitu 1,3 triliun dollar AS,” ungkap Presiden seraya menambahkan, mungkin pemerintah harus mendorong kredit pendidikan atau student loan ini betul-betul bisa dikerjakan di sini.

BACA : Jokowi Yakin Bakal Banyak Donasi Bagi Pengembangan Bank Wakaf Mikro

Rapat Terbatas itu dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Mensesneg Pratikno.

Kemudian, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Menag Lukman Hakim Saifuddin, Mendikbud Muhadjir Effendy, Menristekdikti M. Nasir, Menteri PANRB Asman Abnur, Menpora Imam Nahrawi, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.

BACA : Berharap Bank Wakaf Mikro Ada di Seluruh Pesantren

Sumber : Setkab.go.id

Terkini