Dugaan Penganiayaan Balita 18 Bulan Hingga Tewas, Panti Asuhan Tunas Bangsa Akhirnya Di-policeline

Dugaan Penganiayaan Balita 18 Bulan Hingga Tewas, Panti Asuhan Tunas Bangsa Akhirnya Di-policeline
Panti Asuhan Tunas Bangsa, jalan Bukit Rahayu, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru di-policeline, Jumat malam

 

PEKANBARU (WAHANARIAU) -- Polresta Pekanbaru akhirnya memasang policeline di Panti Asuhan Yayasan Tunas Bangsa, jalan Bukit Rahayu, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Jumat (27/1/2017) malam.

Pemasangan garis polisi (policeline) itu, terkait kasus dugaan penganiyaan yang dilakukan pengasuh panti terhadap balita laki-laki berusia 18 bulan bernama M Zikli, hingga meninggal dunia, Senin (16/1/2017) silam.

"Kita policeline dulu, agar tidak ada yang masuk ke TKP, guna kepentingan penyidikan. Izin panti ini, ternyata sudah habis sejak lima tahun lalu," kata Kanit PPA Satreskrim Polresta Pekanbaru, AKP Juniasti, Jumat malam.

Kanit menuturkan, ada dua orang yang diamankan dari panti tersebut, seorang pria berinisial Id (50) selaku pengelola dan seorang wanita yang merupakan pekerja di panti tersebut, serta dua orang balita laki-laki yang saat itu juga berada di panti.

"Dua orang kita amankan, pengelola dan pekerjanya. Juga ada dua balita laki-laki yang dibawah asuhan panti tersebut," ucap Kanit.

Puluhan warga tampak mengerumuni panti tersebut. Bahkan warga tampak mendukung langkah kepolisian menyegel panti yang dirasa warga cukup meresahkan.

Keresahan warga, terkait status panti yang tak jelas dan kondisi anak-anak asuh di panti tersebut yang dinilai tidak mendapat perlakuan yang layak dari pihak panti. Ditambah, kondisi panti yang sangat tidak sehat dan layak untuk anak-anak.

Sebelumnya, Dwiyatmoko yang merupakan paman dari M Zikli balita laki-laki berusia 18 bulan melaporkan pihak Panti Asuhan Tunas Bangsa, karena diduga melakukan penganiayan terhadap keponakannya itu hingga meninggal dunia.

Namun, pihak Panti Asuhan Tunas Bangsa, melalui Idang (50) sebagai pengelola, membantah jika balita yang baru beberapa bulan diasuhnya itu mengalami penganiayaan selama berada di panti yang dikelolanya itu.

"Kami tidak ada melakukan penganiayaan, ada 12 anak di sini, semua diperlakukan baik. Jika kami menganiaya, pasti anak-anak yang laing juga mengalami hal yang sama," bantah Idang, Kamis (26/1/2017) kemarin. (goriau)

Berita Lainnya

Index