Lebih Murah Simpan Gas di Singapura atau RI? Ini Jawaban PLN

Lebih Murah Simpan Gas di Singapura atau RI? Ini Jawaban PLN

JAKARTA (Wahanariau) -- Keppel Offshore and Marine, perusahaan asal Singapura, menawarkan sewa fasilitas penyimpanan (storage) dan regasifikasi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) ke PLN. Fasilitas storage dan regasifikasi tersebut bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga gas PLN di Tanjung Pinang dan Natuna. 

PLN memang membutuhkan fasilitas storage dan regasifikasi karena akan ada pembangkit gas dengan total kapasitas 240 MW di Tanjung Pinang. 

LNG tetap akan dibeli PLN dari dalam negeri, misalnya dari Bontang atau Tangguh. LNG tersebut akan disimpan di storage dulu sementara waktu, lalu diregasifikasi dan dialirkan ke pembangkit listrik untuk bahan bakar. 

Beberapa storage dan regasifikasi yang ada Indonesia misalnya FSRU Jawa Barat milik Nusantara Regas, FSRU Lampung yang dikelola PGN, dan Terminal LNG Arun milik Pertagas. Kini PLN mendapat tawaran sewa infrastruktur serupa dari Singapura.

Kepala Divisi Minyak dan Gas PLN, Chairani Rachmatullah, mengungkapkan bahwa Keppel belum mengajukan harga untuk sewa infrastruktur gas mereka. Tapi berdasarkan informasi sebelumnya, kemungkinan harga sewa storage, regasifikasi LNG, dan penggunaan fasilitas Keppel lainnya sekitar US$ 3,8/MMBTU. 

"(Harga) Belum ngomong. Katanya kan kemarin US$ 3,8/MMBTU. Tapi itu enggak murah buat saya," kata Chairani saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Dibandingkan dengan fasilitas serupa di dalam negeri, harga US$ 3,8/MMBTU tergolong tinggi. Tarif penyimpanan dan regasifikasi di FSRU Jawa Barat hanya US$ 2/MMBTU, sedangkan di Terminal LNG Arun hanya US$ 1,5/MMBTU. 

Tapi Chairani memberikan catatan, Keppel menawarkan jasa untuk transportasi LNG juga, jadi harga US$ 3,8/MMBTU itu termasuk biaya pengangkutan LNG dengan kapal.

"Di FSRU Jawa Barat itu US$ 2, di Arun itu US$ 1,5 tapi belum termasuk ongkos transportasi. Kalau yang rencana ini kan mereka (Keppel) yang ngambilin," ujarnya. 

Tawaran kerja sama masih dipertimbangkan oleh PLN, diperhitungkan dengan matang untung ruginya. Kalau memang lebih efisien, bisa saja PLN menyewa fasilitas milik Keppel di Singapura. 

"Itu sepanjang mereka bisa kasih harga murah, kalau kita lebih murah bawa dari Bontang, ngapain kita bawa dari dia? Pak Luhut (Menko Kemaritiman) tanya, apakah ini implementatif. Kalau ini bisa membantu kita menurunkan biaya kenapa tidak? Kalau enggak, ya enggak usah," tutupnya. (detik)

Berita Lainnya

Index