DHL Menawarkan Layanan Pengiriman Yang Lebih Aman di Indonesia

DHL Menawarkan Layanan Pengiriman Yang Lebih Aman di Indonesia

Dengan sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO), pelanggan bisa mendapatkan manfaat dari penghematan biaya, selain layanan logistik yang berkualitas

JAKARTAMedia OutReach - 12 Februari 2018 - DHL Global Forwarding, spesialis pengangkutan udara dan laut dari Deutsche Post DHL Group, telah memperoleh sertifikasi Authorized Economic Operator (AEO) atau Operator Ekonomi Bersertifikat dari otoritas bea cukai Indonesia, yaitu Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Sertifikasi AEO memungkinkan DHL Global Forwarding Indonesia untuk menyediakan layanan logistik yang aman dan berkualitas serta menawarkan penghematan biaya yang dapat membantu pelanggan menjadi lebih kompetitif secara global.

Akreditasi AEO merupakan Standards to Secure and Facilitate Global Trade (SAFE) dari World Customs Organization (WCO) atau Organisasi Kepabeanan Dunia untuk Mengamankan dan Memfasilitasi Perdagangan Global, dan hingga saat ini, kurang dari 70 perusahaan di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi ini.

Penerapan program AEO di Indonesia adalah bagian dari Reformasi Bea dan Cukai yang sedang berlangsung dan akan memberikan sejumlah manfaat tambahan kepada perusahaan terpercaya seperti DHL Global Forwarding, termasuk pengecekan fisik yang lebih sedikit and juga perlakuan kepabeanan secara khusus.

Berdasarkan prinsip Mutual Recognition dari AEO, kini DHL Global Forwarding juga akan memperoleh manfaat dari menjadi bagian dari rantai pasokan global yang menghubungkan organisasi bersertifikasi AEO, yang kemudian dapat mempersingkat waktu pengiriman. 

Thomas Tieber, CEO ASEAN dan Asia Selatan, DHL Global Forwarding, mengatakan: "Perdagangan global terus tumbuh secara positif, dan hal ini menimbulkan masalah keamanan yang penting bagi otoritas bea cukai di seluruh dunia. Namun, langkah-langkah keamanan dan keselamatan yang lebih ketat berisiko meningkatkan kompleksitas pergerakan barang lintas batas dan menambahkan biaya transaksi pada keseluruhan proses rantai pasokan, yang berpotensi mempengaruhi kemampuan semua pihak agar tetap kompetitif secara global."

Dengan AEO, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia telah membantu mempermudah proses di pelabuhan, mengurangi biaya logistik dan mendorong kemudahan bisnis di Indonesia. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia juga berencana untuk meningkatkan jumlah perusahaan bersertifikat AEO di Indonesia sehingga dapat memperkuat sinergi perdagangan dari ujung ke ujung dan menyediakan lingkungan perdagangan yang aman dan terjamin di negara ini.

Program ini menggunakan metodologi yang sama seperti ISO dalam hal implementasi, eksekusi, penilaian risiko dan keterlibatan manajemen. Untuk mendapatkan sertifikasi AEO di Indonesia, DHL Global Forwarding membentuk tim khusus AEO untuk memastikan bisnis ini memenuhi atau melampaui kriteria logistik dan bea cukai yang ketat, standar akuntansi dan keamanan yang tinggi, serta solvabilitas keuangan yang terbukti, di antara persyaratan lainnya.

Vincent Yong, Managing Director DHL Global Forwarding Indonesia, mengatakan, "Pencapaian status AEO di Indonesia tidak hanya menegaskan komitmen kami terhadap standar keselamatan dan keamanan rantai pasokan yang tinggi dalam perdagangan global, namun juga menjadi alasan kuat bagi pelanggan kami saat memilih mitra logistik. Sertifikasi ini akan memungkinkan kami menawarkan layanan yang lebih efisien dan memberikan nilai lebih bagi pelanggan kami."

World Customs Organization (WCO) meluncurkan program SAFE secara global pasca insiden 9-11 di New York untuk mendorong otoritas kepabeanan dan bisnis bersertifikasi seperti penyedia logistik, eksportir dan pengangkut barang, agar bertanggung jawab bersama atas transaksi lintas batas yang selamat dan aman serta mempertahankan agar dunia perdagangan mengalir dengan cepat.

WCO adalah badan antar pemerintah independen yang memiliki misi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi administrasi kepabeanan. Terdapat 182 anggota WCO, yang bersama-sama memproses sekitar 98 persen perdagangan dunia. (rdk/mor)

Berita Lainnya

Index