Sebagai Opsi Energi Alternatif, Indonesia Harus Lirik PLTN

Sebagai Opsi Energi Alternatif, Indonesia Harus Lirik PLTN

YOGYAKARTA (WR) - Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia akan menghadapi krisis energi. Karenanya, upaya menggali energi baru terbarukan (EBT) perlu segera dilakukan guna pemenuhan kebutuhan energi masa depan.

“Dalam situasi sekarang ini, EBT memang sudah harus memberikan kontribusi signifikan. Namun jika hanya mengandalkan energi terbarukan saja, cukup sulit mencapai target 23 persen EBT pada 2025. Sehingga perlu pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai opsi realistis memenuhi kebutuhan energi Indonesia di masa depan,” kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Prof Dr Ir Djarot Sulistio Wisnubroto dalam pidato ilmiahnya dalam rangka Dies Natalis ke-52 FMIPA UNY, Seperti dilansir okezone

Djarot mengatakan, secara prinsip, energi terbarukan harus diupayakan sebesar-besarnya. Sayangnya, upaya pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih sana saja dengan kondisi sepuluh tahun yang lalu.

Padahal, pemanfaatan energi nuklir di Indonesia akan jauh lebih mudah jika pemerintah mau bersungguh-sungguh mengupayakan pemanfaatan energi terbarukan.

“Tantangan utama program PLTN di Indonesia adalah kesangsian sebagian masyarakat terhadap kemampuan kita dalam mengelola teknologi berisiko seperti nuklir. Risiko memang besar tapi bukan berarti tidak bisa diantisipasi atau dihindari. Karena, jika kita masih berkutat di kesangsian keamanan, ini justru semakin membuat negeri ini dalam posisi sulit mencari solusi berkurangnya cadangan energi fosil,” urai Djarot.

Menurut Djarot, sampai saat ini dalam roadmap persiapan pembangunan PLTN, telah tersedia infrastruktur dasar dan sumber daya manusia (SDM) yang mencukupi.

Add Friend

Berita Lainnya

Index