MERANTI (WAHANARIAU) -- Delapan tahun sudah umur Kabupaten termuda se Provinsi Riau saat ini, dimana sebagai Kabupaten penghasil Sagu yang telah mendunia tersebut tidak henti-hentinya berbuat untuk kepentingan masyarakat banyak, terus berbenah mulai dari pengerjaan pembangunan insprastrukturnya, system kinerja Pemerintahan dan banyak lagi lainnya yang terus dilakukan upaya perubahan dalam rangka memberikan rasa kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat banyak.
Awal terbentuk sebagai sebuah kabupaten Kepulauan Meranti memang terkenal dengan tingginya tingkat kemiskinan yang mencapai 43 persen. Kurun berjalan waktu, sedikit demi sedikit permasalahan kemiskinan di kabupaten termuda di Provinsi Riau ini dapat diminimalisirkan.
- Baca Juga APBD Meranti 2019 Kembali Normal
Ini tentu bukan terjadi secara tiba-tiba dan bukan sebuah hadiah cuma cuma, ini berkat kerja keras pejuang Meranti dibawah pimpinan Bupati Drs H Irwan, MSi yang sudah dua periode menjabat saat ini dan semua pihak terlibat yang rela mengorbankan harta benda serta air mata, hingga Meranti mampu berdiri sendiri dan cepat mensejahterakan masyarakatnya.
"Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung pembangunan Meranti, yang berkat usaha bersama telah berhasil mengeluarkan Kabupaten Meranti dari kemiskinan. Kedepan peran ini sangat dibutuhkan mari bersatu padu mulai aparatur, pengusaha dan masyarakat sendiri," ucap Bupati Merant, Drs H Irwan, MSi ketika memimpin inspektur upacara pada memperingati Hari Jadi Kepulauan Meranti ke-8 di halaman Kantor Bupati Jalan Dorak, Selatpanjang.
Foto: 10 penambahan bangun pasar modern sebagai pasar oleh-oleh khas meranti
Dengan terus mengingat momentum berharga ini, ia juga mengajak semua unsur Pemerintahan, Instansi vertikal, TNI, Polri bersama bahu membahu bergandeng tangan untuk membangun Meranti sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Khusus kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS), Ia menegaskan agar dapat bekerja sebaik-baiknya sesuai fungsi dan sumpah janji pegawai dalam mengabdi untuk membangun Meranti menjadi yang lebih baik.
Mengentaskan kemiskinan tentunya harus diselingi dengan pembangunan yang baik pula. Menurutnya, dengan kehadiran PNS diminta agar bekerja dengan baik untuk menuntaskan tugas yang menjadi tanggung jawab. Oleh karena itu diminta dilaksanakan dengan baik, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan yang ditargetkan.
"Jalankan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya, baik itu PNS maupun Honor serta pegawai pendukung. Jangan bekerja hanya semata-mata mendapatkan imbalan dengan cara berfikir keliru dan harus diluruskan dalam rangka mendukung pembangunan yang baik dan berkelanjutan sesuai kebijakan Nasional Provinsi dan Daerah," terang Bupati Irwan lagi.
Lebih jauh dikatakan orang nomor satu di Kota Sagu tersebut, saat ini banyak pekerjaan yang belum terlaksana dengan maksimal, sehingga hasilnya belum memuaskan baik dari segi Infrastruktur, dan ekonomi. Seluruh pegawai yang telah berkesempatan bekerja adalah termasuk orang yang beruntung dibanding yang lain belum mendapat kesempatan.
Foto: Bupati Meranti, Drs H Irwan, MSi saat meninjau pembangunan pasar modern
Kepada semua pegawai yang berjumlah 5000-an orang, Bupati Irwan menekankan beberapa hal salah satunya terkait banyaknya tren PNS pindah tugas akibat terjadi penurunan volume APBD Meranti yang berimbas pada berkurangnya kesejahteraan.
Hal itu bertentangan dengan janji PNS saat diterima sesuai posisi yang dilamar, dan semua PNS sudah menyadarinya. Apa yang dilakukan Pemda dengan menerima PNS dari luar mengingat sangat dibutuhkannya tenaga yang profesional. Ditengah penolakan dari dalam yang sangat luar biasa, karena terbatasnya pekerjaan bagi tenaga kerja lokal. Hal ini harus disadari dan peluang itu hendaknya dimaksimalkan.
"Saya minta berikanlah loyalitas dan kesetiaan sesuai janji saat melamar sebagai PNS di Meranti, saya ajak semua merenungkan kembali," jelas Bupati.
Pada kesempatan itu juga, H Irwan juga menyinggung tentang sistem rekrutmen dan penempatan pejabat di posisi strategis Pemkab Meranti. Dengan begitu, kedepan katanya akan disesuaikan dengan UU Aparatur Sipil Negara melalui seleksi ketat dalam rangka menghasilkan pejabat berkwalitas agar mampu menjalankan pekerjaan pembangunan sesuai harapan masyarakat di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Foto: Kunjungan Bupati Meranti, Drs H Irwan, MSi beserta rombongan di sekolah MTS desa Segomeng yang terkena musibah angin puting beliung baru-baru ini
Sebagaimana diketahui, tepat pada tanggal 19 Desember 2016, Kabupaten Kepulauan Meranti menginjak usia ke- 8 tahun. Momentum ini merupakan bukti peningkatan dan perkembangan yang saat ini terus semakin bergulir menuju kesejahteraan masyarakat di kota yang dijuluki wilayah sagu terbesar di Indonesia.
Sehingga dengan demikian, secara bertahap kedepan Kepulauan Meranti terus berbenah kearah yang lebih baik dalam menuju untuk mencapai sebagai Kabupaten yang maju dan unggul dan tatanan masyarakat Madani, mudah-mudahan Visi dan Misi yang menjadi cita-cita kita bersama ini nantinya bias terwujud sebagaimana yang kita harapkan bersama, ucap Bupati H Irwan.
Seperti kita ketahui, kembali kepada sejarah dari sejak lahirnya Meranti pada tanggal 19 Desember 2008, mengentaskan kemiskinan memang suatu hal yang ingin dituntaskan dalam perekonomian yang saat itu masih dibilang benar-benar sulit. Diberi nama Meranti pada masa itu merupakan asal dari gabungan tiga pulau yang saat itu masih dikuasai Kabupaten Bengkalis yakni, Pulau Merbau, Rangsang, dan Tebingtinggi, sehingga disingkat menjadi Meranti.
Dengan berpenduduk 178 ribu jiwa diawal terbentuknya Meranti menempati angka kemiskinan paling tinggi. Berdasarkan data statistik mencapai 43 persen, telah menempatkan Meranti sebagai kawasan tertinggal, terbelakang, dan terpencil. Kondisi itu menyebabkan wilayah Meranti dianggap tidak kondusif dengan dibuktikan tingginya premanisme dan kemiskinan akibat kurangnya perhatian dari pemerintah dalam pembangunan.
Setelah membelah diri dari Kabupaten Bengkalis dan masuk pada bagian wilayah bumi lancang kuning (Provinsi Riau), terbentuknya Meranti merupakan momentum dimulainya pembangunan. Dengan semangat tekad para pejuang Meranti, akhirnya sedikit demi sedikit cita-cita Meranti untuk keluar dari kemiskinan mulai terwujud. Seridaknya, di tahun 2015 lalu angka kemiskinan Kabupaten Kepulauan Meranti menurun menjadi 33 persen.
Foto: Bupati Kepulauan Meranti menyerahkan sumbangan kepada peserta sunat massal
(Adv/Andi/Humas)