Atlit Kecewa, Uang Saku Belum Diserahkan

Atlit Kecewa, Uang Saku Belum Diserahkan

DUMAI - Pekan Olahraga tingkat Propinsi (Porprop) Riau ke VIII berakhir pada, Minggu (26/10) yang lalu, menjadi catatan penting bagi para atlit. Pasalnya, selain prestasi wzssmenurun uang saku yang semestinya sudah bisa digunakan tak kunjung diterima,

Salah seorang atlit yang mengikuti Porprov di kota Rengat kabupaten Indragiri Hulu mengungkapkan hal itu ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (29/10). Menurutnya, Porprop kali ini (ke VIII) menjadi catatan kelam bagi dirinya yang sudah beberapa kali mengikuti pertandingan.

"Saya kecewa, hingga hari ini uang saku belum saya terima. Bahkan, seluruh atlit belum menerima uang saku itu," ungkap narasumber yang meminta namanya dirahasiakan. Semestinya, sambung narasumber, uang saku itu telah diterima sehari sebelum berangkat ke lokasi (kota Rengat). "Paling tidak diserahkan saat tiba di posko," keluhnya lagi.

Hal senada juga disampaikan oleh atlit cabang olahraga Catur di tempat terpisah. Dikatakannya, dirinya harus mengambil inisiatif untuk kebutuhan sehari-hari selama berada di lokasi Porprop. "Trauma om, untuk kebutuhan sehari-hari saja harus menguras tabungan," keluhnya.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada wakil sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Dumai, Zamzibar mengaku bahwa uang saku bagi atlit dan ofisial belum diserahkan. "Tak seorangpun atlit yang menerima uang saku," tuturnya, sembari menyebutkan bahwa hal itu disebabkan karena anggaran yang bersumber dari APBD  belum diterima oleh pihaknya.

Dikatakan Zamzibar, KONI telah mengusulkan anggaran untuk kegiatan Porprop ini pada APBD P tahun anggaran 2014 ini. "Alhamdulillah, pemko telah mengalokasikan sebesar Rp1 miliar. Namun anggaran tersebut belum bisa dicairkan hingga saat ini, karena birokrasinya belum siap." terangnya.

Zamzibar menyebutkan, untuk mengantisipasi kebutuhan kontingen selama kegiatan Porprop, pihaknya telah mencoba mencari pinjaman pada pihak luar. Namun, nominal yang didapat tidak mencukupi kebutuhan kontingen. “Maklum, untuk pinjaman kita tidak punya barang jaminan,” tuturnya.

Bahkan, sambungnya, untuk kebutuhan atlit di lokasi, kita telah membuat kesepakatan dengan pengurus cabang untuk keperluan baju tanding atlit. Dimana, kebutuhan tersebut ditanggulangi terlebih dahulu oleh masing-masing cabor. Setelah anggaran bisa dicairkan, uang pengcab akan dikembalikan.

Kendati demikian, Zamzibar mengaku tidak mengetahui besarnya anggaran yang telah dipinjam pihaknya, termasuk besarnya uang saku yang harus diberikan kepada atlit dan ofisial. “Terkait anggaran, kebijakan ketua umum, ketua harian, sekretaris dan bendahara. Kalau saya, hanya menganggarkan saja, finalnya anggaran hanya mereka yang tau,” dalihnya. (Nov)

Berita Lainnya

Index