BENGKALIS (WAHANARIAU) - Hari pertama tahun baru Imlek 2568, warga Bengkalis marga Tionghoa masih fokus dengan ritual sembahyang memanjatkan doa-doa kepada sang dewa. Selain di rumah, ritual sembahyang juga dilakukan di kelenteng oleh sebagian besar warga Bengkalis marga Tionghoa, salah satunya kelenteng tertua di kabupaten itu benama Hok Ann Kiong.
Pantuan di lapangan, warga Tionghoa sudah mulai memadati kelenteng yang berusia lebih setengah abad ini, sejak Jumat (27/1/2017) malam lalu. Mereka yang datang silih berganti, tua muda, laki-laki perempuan, dewasa anak-anak memakai pakaian serba baru dengan dominan warga merah. Tampak juga aparat kepolisian melaksanakan tugas pengamanan.
Di kelenteng yang terletak di Jalan Yos Sudarso ini, ada beberapa dewa yang dikelompokkan ke dalam tiga ruangan. Di ruang sebelah kiri ada Dewa Budha Sakyamuni, Kwan Yin Phu Sha, Chi Tian Ta Sheng.
Kemudian di sebelah kanan ada Dewa Thai Siong Lo Kun, Ngo Ya, Diu Ong Yia, Kwek Siong Ong, dan Sam Tiong Ong. Sementara di ruang tengah, ada dewa yang cukup sakeral yaitu Dewa Ching Cui Choo She.
Acara menyambut tahun baru Imlek ini sendiri sudah mulai terasa sejak sepekan lalu dengan banyaknya lampion yang bergantungan di rumah-rumah warga dan juga jalan-jalan protokol. Kemudian, toko-toko milik warga Tionghoa juga tutup lebih awal. Pada Jumat sore (27/1/2017) sebagian besar toko sudah tutup dan berlangsung hingga Sabtu (28/1/2017).
Pada malam menyambut kedatangan tahun baru Imlek, sejak pukul 21.00 WIB suara kembang api mulai terdengar. Pesta kembang api ini selain untuk lebih memeriahkan suasana, juga memiliki makna tersendiri, yakni untuk mengusir roh jahat di tahun yang baru.
Humas Yayasan Hok Ann Kiong,Herman Kasuma kepada wartawan mengatakan, perayaan tahun baru Imlek tahun ini tidak berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain ritual sembahyang, pada hari keempat Imlek panitia juga mendatangkan artis asal Malaysia untuk memeriahkan susana. Dilanjutkan dengan semah keliling kota Bengkalis pada hari keenam Imlek.(halloriau)
