Komisi III DPR : Kasus Saracen Jangan Ditangani Seperti Bisul

Komisi III DPR : Kasus Saracen Jangan Ditangani Seperti Bisul

JAKARTA (Wahanariau) - Anggota Komisi III DPR dari F-PKS Nasir Djamil meminta polisi mengusut tuntas kasus sindikat penyebar hoax dan SARA, Saracen. Ia tak ingin kasus ini ibarat bisul yang dapat kembali tumbuh jika tak ditangani sampai ke akarnya.

"Kita bersyukur mereka tertangkap dan diketahui. Jadi, jangan kemudian ibarat bisul, kita selesaikan begitu saja. Nanti tumbuh lagi dia di tempat lain. Kalau bisul dikasih salep, kalau penanganan seperti bisul nanti itu timbul lagi di dada di mana gitu," ujar Nasir di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jaksel, Ahad (3/9/2017).

Sebab, Nasir khawatir jika sindikat Saracen tak diungkap sampai tuntas, dapat berdampak ke Pemilu 2019. Hal tersebut dapat memperburuk jalannya pesta demokrasi jika masih diwarnai oleh isu hoax dan SARA.

"Saya khawatir jelang Pemilu 2019 akan ramai kelompok yang produksi kebohongan dan tidak tertutup kemungkinan bahwa kualitas demokrasi ini diperburuk," ucap Nasir.

Sebelumnya, Polisi menangkap MAH terkait sindikat penyebar ujaran kebencian atau isu SARA dan hoax. MAH adalah pendiri dan pembuat grup Saracen.

Hasil penyelidikan sementara menunjukkan MAH pernah bertemu dengan Jasriadi di Jakarta dan berdiskusi. Keduanya kemudian membuat proposal untuk menawarkan pekerjaan kepada Saracen. Polisi juga tengah menganalisis rekening sindikat Saracen, bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). 

"Pada 30 Agustus telah ditangkap 1 orang atas nama MAH di wilayah Pekanbaru, Riau. Keterlibatan yang bersangkutan ini adalah sebagai founder Saracen. Founder atau pendiri atau yang membuat kelompok Saracen ini dalam media sosial. Yang bersangkutan juga yang mengganti web Saracennews.com menjadi NKRI Harga Mati," ujar Kabag Penum Div Humas Polri Martinus Sitompul di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (31/8/2017). (rdk/dtk)

Berita Lainnya

Index