Cari Untung, Bos Garuda Ungkapkan Tak Terbang Lagi ke Rute Sepi

Cari Untung, Bos Garuda Ungkapkan Tak Terbang Lagi ke Rute Sepi
Foto: Garuda Indonesia

JAKARTA - Masakapai penerbangan Garuda Indonesia kini getol mencari keuntungan, salah satunya adalah mulai memilah rute yang sepi dan kurang menguntungkan untuk tidak lagi diterbangi.

Irfan Setiaputra Direktur Utama Garuda Indonesia mengatakan, dirinya telah banyak bicara dengan pimpinan daerah untuk menghentikan penerbangan.

Daerah-daerah yang dimaksud adalah daerah yang ternyata kurang menguntungkan untuk diterbangi Garuda, bahkan hanya menimbulkan kerugian bila rute itu tetap dibuka.

Salah satu indikatornya adalah jumlah penumpang yang tidak terlalu ramai, dikutip dari detikfinance, Selasa (18/07).

"Saya justru sekarang lagi banyak bicara sama walikota sama gubernur, mengajukan permintaan maaf bahwa kita di beberapa lokasi nggak bisa terbang karena bukti selama ini rugi. Kenapa rugi?"

"Karena jumlah penumpangnya dan kedua domestik itu terikat di rezim TBA-TBB, harga itu kita nggak bisa jual bebas," kata Irfan ketika berbincang bersama detikcom di kantornya, Kompleks Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, beberapa waktu lalu.

Irfan mengatakan pihaknya pun melakukan beberapa penyesuaian layanan pada rute-rute eskisting.

Apabila permintaan penerbangannya sedikit misalnya, Garuda akan terbang dengan frekuensi lebih sedikit.

"Kita memang adjusment rute dan jadwal dan destinasi kita lihat lah ini nggak bisa misalnya diminta 5 kali sehari, ya kita sekali sehari aja di sana. Kalau butuh tambahan, tambahin lagi, sampai di titik jenuh, ya sudah di situ saja berhenti," ungkap Irfan.

Pada dasarnya, Irfan menegaskan saat ini pihaknya fokus untuk mengejar keuntungan. Dia mengatakan dirinya tak mau lagi Garuda terpuruk seperti sedia kala.

"Saya yang penting saya prinsipnya untung. Saya akan fokus ke profitability. Saya akan fokus ke situ. Saya nggak mau lagi ada PKPU di Garuda," tegas Irfan.

Di rute internasional pun sama, Irfan menyatakan selama ini Garuda terlalu banyak membuka rute yang ternyata tak menguntungkan.

Menurutnya kebanyakan rute yang dilayani Garuda sebelumnya hanya sekedar 'gaya-gayaan'.

"Garuda itu dulu terbang ke mana-mana di rute internasional loba gaya kalau orang Sunda bilang, gaya-gayaan aja. Saya ini juga kan penumpang basic-nya puluhan tahun," beber Irfan.

"Seringkali terbang pakai Garuda di rute internasional yang isinya cuma beberapa gelintir orang, tapi terbang aja terus. Dengan rute yang aneh-aneh, maksudnya bukan rute favorit orang Indonesia juga, tapi tetap terbang," lanjutnya.

Saat ini pihaknya sudah banyak menutup rute yang tidak menguntungkan itu. Pihaknya pun semakin ketat meninjau rute mana yang harus diterbangi. Profit menjadi kata kuncinya.

"Kita prinsipnya harus disiplin, penerbangan internasional itu dilakukan selama itu menguntungkan. Kalau nggak untung ya ngapain juga kan terbang," sebut Irfan.

Irfan juga mengatakan saat ini pihaknya tak mau terburu-buru untuk melakukan ekspansi. Semua hal harus dilakukan atas dasar memberikan keuntungan.

Menurutnya, Garuda pernah hancur karena ekspansi usaha gila-gilaan yang tidak diperhitungkan secara matang.

"Jadi kalau saya sih nggak mau ekspansif gila-gilaan, beberapa airlines sih ekspansinya gila-gilaan. Ya silakan monggo aja. Pengalaman buruk Garuda juga kan karena ekspansif, tapi tidak diukur," tegas Irfan.***

#Garuda Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index