PEKANBARU - Tokoh pendidikan Riau dan juga Ketua Dewan Pendidikan Riau, Prof Dr Junaidi SS MHum, mengajak para guru dan pelajara untuk menjauhi LGBT dan narkoba. Menurutnya dua hal tersebut perilaku yang tak terpuji harus dihindari.
"Narkoba wajib harus dijauhi, jangan sesekali untuk mencoba, karena resikonya besar. Bisa dipenjara, miskin dan merusak kesehatan tubuh," ujar Prof Junaidi saat menjadi pembina upacara di SMA Plus Riau, di Pekanbaru, Senin (27/11).
Kehadiran Prof Junaidi di sekolah tersebut sekaligus memperingati HUT ke-78 Guru dan Milad ke-26 SMU Plus. Kedatangan dia disambut oleh Kepala Sekolah Dr Nurhafni MM, guru dan ratusan murid.
Selain soal persoalan narkoba, Junaidi juga memberikan pesan kepada siswa untuk menjauhi perilaku LBGT dan perundungan. Dia menjelaskan, bahwa di zaman serba medsos dan akses informasi terbuka, teknologi pesat, banyak informasi informasi terkait perundungan dan LGBT.
"Dua hal ini merupakan perilaku yang tak terpuji harus dihindari. Perundungan dan LGBT di kalangan siswa memiliki negatif yang besar. Ini bisa berdampak kepada masa depan dan pisikologis korban. Tentu saja pelaku perundungan memiliki konsekuensi hukum. Maka pihak sekolah, guru, dan masyarakat harus dapat mengawasi anak-anak kita," ujarnya.
Hampir satu jam Prof Junaidi memberikan arahan dan pesan. Di akhir pidatonya Prof Junadi mendorong siswa SMA Plus untuk dapat melanjutkan jenjang kuliah usai tamat SMA.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Plus, Dr Nur Afni mengucapkan terima kasih kepada tokoh pendidikan Riau Prof Junaidi. Ia mengaki, bahwa pihaknya sengaja mengundang Junaidi sebagai pembina upacara di hari yang istimewa itu.
"Kami menyadari dukungan dan perhatian Prof Junaidi bagi pendidikan di Riau sangat besar. Dan kami telah sejak lama mengenal Prof Junaidi," ucapnya singkat.
Turut hadir di kegiatan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Riau yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA, Dinas Pendidikan Provinsi Riau Pahmijan, Kabag Media Promosi Unilak, M Revnu Ohara MKom dan sejumlah staf.(mcr)
