Sunan Kalijaga Beri Kuliah Umum di STAIN Bengkalis

Sunan Kalijaga Beri Kuliah Umum di STAIN Bengkalis

BENGKALIS - Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) mengelar kuliah umum, yang menghadirkan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai narasumber, dengan mengambil tema "Mengembangkan wawasan keislaman dan kemelayuan untuk mempercepat alih status STAIN Bengkalis menuju IAIN Bengkalis, Sabtu (11/3/2017).

Ketua STAIN Bengkalis Prof. Dr. H Samsul nizar, M.Ag dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kampus STAIN Bengkalis dengan gelar Kampus Melayu tidak semestinya mahasiswanya orang melayu. Ia juga menjelaskan apa itu melayu versi Kampus melayu itu sendiri, yaitu Mandiri, Empati, Luhur, Amanah, Yakin, Unggul.

"dengan mewujudkan arti melayu tadi, kami berharap bisa terimplementasi dari arti melayu tersebut sehingga terwujudnya harapan untuk menjadikan status STAIN menjadi IAIN supaya telahir ulama-ulama dari instansi ini", kata Samsul Nizar.

Dikatakan Profesor kelahiran Desa Pambang Bengkalis ini, terobosan-terobosan bar uterus dilakukan oleh manajemen kampus untuk alih status ini, sebagai mana diketahui STAIN Bengkalis mendapatkan alih status dari swata ke Negeri yang peremiannya langsung dilakukan oleh Mentri Agama RI H. Lukman Hakim Saefudin, dan saat ini STAIN Bengkalis telah memiliki 14 program studi (studi).

"menghadirkan Profesor Yuldian Wahyudi sebenarnya adalah untuk memberikan motivasi penguatan bagi kelembagaan kita dalam rangka alih status STAIN menjadi IAIN" ujarnya.

Sementara itu Prof. Drs KH Yudian Wahyudi PhD, dalam orasinya menyampaikan tentang pentingnya mengintegrasikan sains dalam peradaban sebagai langkah strategis untuk mewujudkan kemajuan dunia Islam, Menurut Profesor yang merupakan alumni Harvard University ini kemunduran dunia Islam disamping disebabkan karena perselisihan di kalangan umat Islam akibat perbedaan mazhab dan aliran juga karena pembuangan sains dari kurikulum madrasah sejak akhir abad ke-12. Pembuangan sains berimbas terjadi kemunduran kualitas keilmuan di Dunia Islam.

"Padahal kemajuan dunia Islam mulai dari masa dinasti Muawiyah sampai dengan Turki Usmaniyah dikarenakan adanya integrasi antara ilmu-ilmu agama dan sains. Para ulama di masa lalu tidak hanya menguasai ilmu-ilmu agama saja tapi juga menguasai sains" bebernya.

Lebih lanjut menurut rektor yang juga seorang kiyai salah satu pondok pesantren di Jawa ini, Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam mendorong umat Islam agar mendalami dan menguasai sains disamping ilmu-ilmu agama. Ini dibuktikan dengan banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang menyuruh umat Islam untuk mengkaji penomena-penoma yang terdapat di alam semesta. Bahkan ayat yang pertama diturunkan saja memerintahkan umat Islam agar membaca. Dalam pengertian lain ayat itu berbicara tentang pendidikan bukan bicara masalah agama. Inilah yang diistilahkan olehnya dengan Ulum al-Quran. Akan tetapi seiring perjalanan waktu, Ulum al-Quran itu terreduksi menjadi Ulum al-Arab; istilah lain untuk menggambarkan ilmu-ilmu agama. Akhirnya di dunia Islam hari ini lebih dominan memberikan penekanan pada pembelajaran Ulum al-Arab saja ketimbang Ulum al-Quran.

masiih kata Prof Yuldian, Di saat dunia Islam mengalami kemunduran, dunia barat mengalami kemajuan berkat penguasaan pengetahuan sains mereka. Perkembangan sains yang demikian pesat di barat memicu terjadinya Revolusi Industari Abad ke-18 yang bermula di Inggris yang pada akhirnya mendorong bangsa-bangsa Eropa menjajah dunia timur untuk kepentingan perluasaan pengaruh kekuasaan dan eksploitasi ekonomi.

"Sehubungan dengan itu, perguruan tinggi Islam hari ini memiliki peran penting dan strategis untuk membangkitkan kembali kemajuan dunia Islam yang pernah diraih di masa lalu. Upaya ke arah itu harus diawali dengan mengubah kurikulum dengan mengintegrasikan sains dan ulum al-Arab; dalam pengertian menerapkan Ulum al-Quran dalam arti yang sebenarnya. Sehingga perguruan tinggi Islam akan melahirkan ulama-ulama yang tidak hanya menguasai ilmu-ilmu keislaman tapi juga menguasai sains dan teknologi. Kalau ini bisa dilakukan, barulah derajat (kedudukan) umat Islam akan ditinggikan" tuturnya.

Pada kesempatan itu juga sekaligus penandatanganan MoU (Memorendum of Undrestanding) atau nota kesepahaman antara STAIN dengan UIN Sunan Kalijaga, MUI Kabupaten Bengkalis,Pengadilan Agama Bengkalis, Badan Amil Zakat Kabupaten Bengkalis, Riau Tv, Akademi Komunitas Negeri Bengkalis dan instansi lainnya.*** (bengkalisone)

Berita Lainnya

Index