Indonesia Masih Jadi Primadona Investasi Amerika Serikat

Indonesia Masih Jadi Primadona Investasi Amerika Serikat

JAKARTA (WAHANARIAU) -- Ketua Dewan Pengurus Harian Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, batalnya Amerika Serikat bergabung dalam Trans Pacific Partnership (TPP) berdampak positif bagi Indonesia. Dengan demikian Amerika Serikat akan memfokuskan diri di bidang kerjasama dua negara atau bilateral untuk memberikan keuntungan kedua negara.

"Jadi walaupun kita mau bawa investasi masuk ke Amerika dan mau meningkatkan lebih banyak lagi ekspor dari Amerika, kita juga ingin mengembangkan impor dari market-market lain ke indonesia, seperti yang mereka sebutkan. Target kita harus segera fokus di bilateral agreement," kata Shinta Sukamdani di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Jumat, 21 April 2017.

Hari ini, Jumat 21 April 2017, berlangsung perjanjian dan penandatanganan kerjasama antara pihak Amerika Serikat dengan Indonesia. Wakil Presiden Amerika Serikat Michael Richard Pence atau Mike Pence mengumumkan 11 transaksi investasi bernilai besar, yakni lebih dari US$ 10 miliar. Investasi ini dilakukan antara perusahaan AS dan Indonesia. 

Kerjasama tersebut mayoritas dalam bidang energi dan pertahanan. Yakni meliputi penandatanganan antara Exxon Mobil Corporation yang memasok gas alam cair, General Electric Co yang membangun infrastruktur listrik dan Lockheed Martin Corp. yang menyediakan teknologi untuk jet tempur F-16. 

Menurut Shinta, banyaknya investasi Amerika Serikat di Indonesia di bidang energi karena memang pemain-pemain perusahaan energi sudah mendunia. Adapun ExxonMobil telah sejak lama berinvestasi di Indonesia sehingga mereka telah mengetahui area.

"Opportunity base mereka masih banyak di area itu walaupun sekarang udah mulai membuka ke hal-hal sektor lain, tapi dengan sumber daya yang ada di Indonesia, dengan pengembangan infrastruktur di Indonesia juga, dengan sendirinya banyak emang ke arah energi," kata Shinta.

Meski demikian, dengan melihat kesempatan yang ada Shinta optimistis Indonesia dapat membuka peluang baru untuk dikerjasamakan dengan Amerika Serikat seperti misalnya di bidang industri kreatif, salah satunya film. "Jadi sebenarnya hal-hal lain udah mulai didevelop, tapi memang tadi tak disebutkan," ucap Shinta. (tempo)

Berita Lainnya

Index