PEKANBARU -- Menghadapi revolusi industri 4.0, kita harus memperkuat literasi lama yang hanya mengandalkan baca, tulis dan matematika dengan literasi baru dalam bidang pendidikan tinggi, yaitu Data Literation, Technology Literation dan Human Literation.
"Literasi Data merupakan kemampuan mahasiswa kita untuk membaca, menganalisis dan menggunakan informasi dari Big Data dalam dunia digital. Literasi Teknologi merupakan kemampuan untuk memahami sistem mekanika dan teknologi dalam dunia kerja, seperti Coding dan ArtificalIntelligence, serta prinsip-prinsip teknik rekayasa," kata Rektor Universitas Riau (Unri) Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, kemarin di Pekanbaru.
Sedangkan Literasi Manusia kata Aras, merupakan sisi kemanusiaan, komunikasi dan desain kreatif. Ketiga literasi baru ini perlu dikuasai oleh semua lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Untuk menanamkan literasi itu, para dosen, guru, maupun tenaga kependidikan juga harus meningkat kualitasnya, terutama pada skills kepemimpinan dan kerjasama tim, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global, serta mempunyai kemampuan entrepreneurship, termasuk penguasaan social entrepreneurship.
"Dengan penguatan ini, saya yakin kita akan mampu melewati tantangan revolusi industri 4.0 dan menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki daya saing tinggi,” ungkapnya.
Aras mengajak momentum peringatan HUT ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, dijadikan pemicu seuangat untuk terus bekerja membangun riset, teknologi, dan pendidikan tinggi serta menorehkan prestasi-prestasi yang membanggakan untuk memperkuat rasa bangga dan keyakinan pada Indonesia khususnya Unri.
“Beberapa hari yang lalu, kita baru saja memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-23. Peringatan tersebut merupakan wujud penghargaan dan apresiasi atas keberhasilan dan prestasi putra-putri bangsa Indonesia yang gemilang di bidang iptek. Cukup banyak prestasi yang membanggakan dan dipamerkan lebih dari ratusan produk inovasi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kemandirian dan daya saing bangsa,” tambah Aras. (mcr/mcr)