Dede Farhan Aulawi Uraikan Sejarah Pijat Tradisional Indonesia

Dede Farhan Aulawi Uraikan Sejarah Pijat Tradisional Indonesia
Ketua Umum Asosiasi Pijat Tradisional Indonesia (APTI), Dede Farhan Aulawi. (Dok. Istimewa)

BANDUNG - Hampir setiap orang menyukai jasa pijat. Baik pijat untuk tujuan pengobatan maupun pijat sekedar relaksasi untuk kesenangan semata. Teknik dan metodenya setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Sebagian memiliki kesamaan, dan sebagian lagi ada perbedaan.

Penikmat jasa pijat ternyata bukan hanya di Indonesia saja, tetapi juga tersebar di seluruh negara di dunia ini, termasuk di negara negara maju sekalipun, bahkan jasa pijat di negara maju jasanya terbilang cukup mahal.

"Oleh karena itu prospek jasa pijat ke depan akan sangat dihargai dan memiliki prospek yang baik," ungkap Ketua Umum Asosiasi Pijat Tradisional Indonesia (APTI), Dede Farhan Aulawi ketika dihubungi di kediamannya di Bandung, Kamis (7/5/2020).

Selanjutnya Dede juga menjelaskan alasan kenapa dirinya dan para pemijat tradisional Indonesia mendirikan APTI, karena ingin melakukan standarisasi profesi pijat sehingga suatu saat bisa diakui secara internasional. Dengan demikian para pemijat tradisional Indonesia bisa go international, dan standar pembayarannya pun tentu standar international.

"Tantangannya adalah standarisasi keterampilan pijat, standarisasi norma dan etika jasa pijat, kemudian mengasah keterampilan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggeris sebagai bahasa internasional," ujar Dede.

Keberadaan jasa pijat di Indonesia, diyakini sudah sejak lama sekali karena di zaman kerajaan kerajaan nusantara jasa pijat sudah digunakan oleh para pemuka kerajaan. Hal ini terbukti dari relief peninggalan agama hindu dan budha, misalnya bisa ditemukan di candi candi.

Salah satu relief yang ada di candi Borobudur, Jawa Tengah. Dalam relief tersebut disajikan cerita kehidupan masyarakat budha yang tingkat kerjasama dan tolong menolongnya tinggi, salah satunya adalah pengobatan berupa herbal dan memijat.

Disamping pijat tradisional asli masyarakat Indonesia, metode pemijatan juga dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat saat itu. Terutama ketika mulai masuknya para pedagang asing seperti dari Cina, Eropa, India, Arab dan Belanda sekitar 500 tahun yang lalu. Disinilah terjadi akulturasi budaya juga teknik dan metode pemijatan.

Oleh karenanya tidak heran jika dalam perkembangannya metode pijat di Indonesia sudah berasilimasi dengan metode pijat dari beberapa negara. Apalagi di zaman modern ini, ada juga sebagian masyarakat yang secara sengaja belajar pijat ke luar negeri.

"Dalam koteks usaha dan ikhtiar tentu semua sah saja dalam rangka meningkatkan profesionalitas, sehingga jasa pijat pun akan semakin dihargai. Itulah sebabnya jenis pijat di Indonesia saat ini sangat beragam sekali dan banyak pilihannya," sambung Dede.

Apalagi saat ini sudah berkembang pijat khusus yang diaplikasikan di bidang olah raga, terutama ketika sistem pembelajarannya diberikan secara formal di bangku kuliah. Perguruan tinggi yang memiliki fakultas atau jurusan olah raga sudah mengenalkan hal ini guna menjamin keilmiahan metode serta manfaatnya.

Terapi pijat merupakan terapi yang memanfaatkan jari untuk pengobatan, bisa dengan satu jari ataupun lebih. Terapi pijat ini dilakukan dengan cara menstimulasi titik-titik akupuntur tubuh (meridian) manusia.

Dalam Pengobatan tradisional Tionghoa, Meridian (Hanzi: 经络; pinyin: jīngluò) merupakan jaringan jalan chi (energi) yang tersebar di dalam tubuh. Jika darah mempunyai jaringan sirkulasi darah, dan saraf mempunyai jaringan saraf, maka energi juga mempunyai jaringannya sendiri yaitu meridian.

Jaringan meridian biasanya dibagi menjadi dua kategori, jingmai (經脈) atau saluran meridian dan luomai (絡脈) atau kapal terkait (kadang-kadang disebut "jaminan"). Jingmai berisi 12 meridian tendinomuskular, 12 meridian divergen, 12 meridian utama, delapan kapal luar biasa serta saluran Huato, satu set titik bilateral di punggung bawah yang penemuannya dikaitkan dengan dokter kuno Hua Tuo.

Luomai mengandung 15 arteri utama yang menghubungkan 12 meridian utama dalam berbagai cara, di samping interaksi dengan organ internal terkait dan struktur internal terkait lainnya.

Sistem Luomai juga mencakup hamparan bercabang seperti kapiler yang menyebar ke seluruh tubuh, yaitu di 12 wilayah kulit serta berasal dari setiap titik pada meridian utama. Jika seseorang menghitung jumlah titik unik pada setiap meridian, totalnya menjadi 361.

Meridian utama adalah 12 meridian standar yang terbagi menjadi kelompok Yin dan Yang. Meridian “Yin” pada lengan adalah Paru-Paru, Jantung, dan Perikardium. Sedangka Meridian lengan “Yang” adalah Usus Besar, Usus Kecil, dan Triple Burner. Meridian Yin pada kaki adalah Limpa, Ginjal, dan Hati. Meridian Yang pada kaki adalah Perut, Kandung Kemih, dan Kantung Empedu.

“Pijat dapat merangsang dan mengatur proses-proses fisiologis seperti pencernaan dan pernafasan, sehingga setelah dipijat dengan benar pada umumnya orang akan merasa lebih segar. Oleh karenanya tidak heran jika wanita, pria, tua, muda, bahkan anak-anak menyukai pemijatan tubuh karena bisa membuat rilex badan dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh sehingga badan bisa kembali segar bugar," pungkas Dede mengakhiri pembicaraan.***

Editor : Alink Iskandar

#Dede Farhan Aulawi

Index

Berita Lainnya

Index