Inflasi Riau Didorong Tingginya Aktivitas Ekonomi

Inflasi Riau Didorong Tingginya Aktivitas Ekonomi

PEKANBARU - Berdasarkan rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik, pada Oktober 2021 Riau mencatat inflasi sebesar 0,32% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada September 2021 sebesar 0,19% (mtm).

Meningkatnya tekanan inflasi tersebut sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia sebelumnya. Dengan perkembangan ini, inflasi tahunan Riau mencapai 2,00% (yoy). Meski lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat 1,66% (yoy), inflasi Riau tersebut masih dalam rentang yang rendah dan terkendali.

“Inflasi Oktober 2021 didorong oleh kenaikan harga komoditas kelompok bahan makanan terutama cabai merah dan minyak goreng. Kenaikan harga cabai merah ditengarai sebagai dampak dari produksi yang terbatas seiring curah hujan yang tinggi pada wilayah produsen,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau M. Cahyaningtyas, dalam keterangan resmi, Selasa (2/11/2021).

Sementara itu, dia menambahkan, meningkatnya harga minyak goreng didorong oleh harga CPO sebagai bahan baku minyak goreng, yang terus mengalami peningkatan. Secara umum, kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar dengan andil inflasi sebesar 0,22% terhadap inflasi bulanan Riau.

Lebih lanjut, meningkatnya harga CPO didorong oleh peningkatan aktivitas konsumsi secara global. Hal ini terindikasi dari penjualan domestik di beberapa negara yang mulai menunjukkan pertumbuhan positif, seperti retail sales Amerika Serikat yang tumbuh 13,1% (yoy) pada September 2021.

“Permintaan terhadap produk yang berbahan baku sawit pun mengalami peningkatan pada masa pandemi. Di sisi lain, bahan baku substitusinya seperti kedelai dan biji bunga matahari mengalami penurunan produksi selama beberapa periode terakhir,” sambungnya.

Dijelaskan, kondisi tersebut berdampak pada peningkatan ekspor CPO Riau, yang semakin memperkuat kondisi pemulihan ekonomi di Riau. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab membaiknya daya beli masyarakat, yang tercermin dari indeks penghasilan konsumen dan konsumsi barang tahan lama, yang pada akhirnya memicu peningkatan konsumsi rumah tangga.

Cahyaningtyas juga mengungkapkan bahwa peningkatan konsumsi juga tercermin dari Google Mobility Report pada bulan Oktober yang tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Kebijakan pelonggaran PPKM ke Level 2 sepanjang bulan Oktober 2021 turut mendorong mobilitas dan aktivitas konsumsi masyarakat.

Ke depan, lanjut dia, potensi peningkatan harga masih akan terjadi seiring peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat. Sejumlah risiko yang harus waspadai antara lain: Pertama, masih tingginya ketergantungan Riau terhadap pasokan komoditas pangan dari daerah lain; Kedua, ancaman la nina yang berpotensi menyebabkan curah hujan tinggi di daerah sentra produsen;

Ketiga, berbagai komoditas yang terdampak penyesuaian cukai rokok, pengenaan cukai plastik, dan pengenaan cukai minuman berperisa. “Untuk itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Riau perlu meningkatkan koordinasi dan mengantisipasi gejolak harga yang berpotensi meningkat pada akhir tahun 2021. Dengan sinergi yang kuat, inflasi pada tahun 2021 diharapkan akan berada dalam kisaran sasaran inflasi nasional yang sebesar 3,0%±1%,” sebutnya.

Sumber : Mediacenterriau

#Bank Indonesia

Index

Berita Lainnya

Index