Wakil Ketua KPK Beri Kuliah Umum di Universitas Riau

Wakil Ketua KPK Beri Kuliah Umum di Universitas Riau
Foto: mcr

PEKANBARU - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dr Johanis Tanak SH MHum memberikan kuliah umum di Universitas Riau, digelar di Gedung M Diah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Kampus Bina Widya Unri, Selasa (26/9). Materi yang diberikan Johanis adalah "Pembangunan Integritas Melalui Pendidikan Antikorupsi di Perguruan Tinggi".

Kehadiran mantan Wakil Kejaksaan Tinggi Riau ini di Unri merupakan bagian dari Roadshow Bus KPK 2023, sekaligus menjadi ajang sosialisasi kampanye antikorupsi bagi seluruh mahasiswa dan sivitas kampus yang ada di Riau.

Kuliah umum ini dibuka Rektor Unri Prof Dr Sri Indarti SE MSi. Guru besar manajemen ini berterimakasih atas kehadiran wakil ketua KPK memberikan kuliah umum di Universitas Riau.

"Ini sangat penting untuk Unri, karena masalah korupsi adalah masalah serius di negeri ini," kata mantan Dekan Fekon Unri ini.

"Melalui kolaborasi ini tentunya kita sama-sama membantu atau memberikan komitmen untuk memberantas korupsi di negeri ini," ujarnya.

Tanggal 16 Agustus 2023 lalu, lanjut Rektor, Unri telah melaksanakan penandatangan Zona Integritas Unri menuju wilayah bebas dari korupsi, sebagai bentuk komitmen bersama untuk menuju universitas yang transparan dan berintegritas.

"Kita berharap pada hari ini menjadi momen yang penting karena kita semua berperan dalam mencegah korupsi yang terjadi ditegah-tegah kita bersama," harap Rektor.

Sri melihat indeks persepsi korupsi Indonesia saat ini posisinya nomor tiga terendah dari Negara-negara G20, sedangkan untuk Asean Indonesia berada nomor enam dibawah negara Malaysia dan Thailand.

"Hal  tersebut menunjukkan praktik korupsi masih sering terjadi di masyarakat," ujarnya

Sri mengatakan, pendidikan antikorupsi dinilai menjadi salah satu strategi pemberantasan korupsi karena dapat menciptakan ekosistem budaya antikorupsi dalam membangun karakter generasi muda.

"Ini menjadi perhatian kita  bagaimana komitmen kita bersama untuk mencegah hal ini terjadi, karena korupsi tidak hanya terjadi di pemerintahan tetapi juga sudah sampai kedunia pendidikan. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama berkomitmen seluruh sivitas akademika membangun UNRI menjadi universitas yang transparan dan berintegritas," imbuh Sri.

Menurut Sri ke depannya diharapkan ada kolaborasi yang lainnya dapat dilaksanakan seperti bagaimana memasukkan pembelajaran antikorupsi kedalam kurikulum universitas, dan tidak hanya melalui momen kuliah umum.

"Kita tidak hanya sekedar memahami tetapi juga bagaimana mengimplementasikan budaya antikorupsi menjadi budaya akademik di Unri. Sehingga Unri, menciptakan orang-orang yang bersih dan berintegritas didalam menjalankan roda pendidikan di Unri," harap Rektor.

Sementara itu, Dr Johanis Tanak SH Mhum saat memberikan materi mengatakan, peran perguruan tinggi sangat penting untuk mencetak insan kreatif yang dapat membangun Indonesia.

Johanis melanjutkan, bersamaan dengan pembangunan itu, kampus harus mendukung penguatan karakter melalui penanaman nilai-nilai integritas.

"Pendidikan Antikorupsi (PAK) penting dilakukan di setiap tingkat kehidupan. Dimulai sejak masih kecil, agar nantinya saat dewasa dan menjadi pemimpin di negeri ini," kata Johanis.

Dicontohkan Johanis, saat ini dunia mahasiswa masih banyak risiko perilaku koruptif, seperti membuat proposal palsu, melakukan gratifikasi, markup uang kuliah, penyalahgunaan dana beasiswa, titip absen, bahkan mencontek.

"Perguruan tinggi perlu mencegahnya melalui tiga aspek yaitu melalui edukasi, ekosistem dan aksi integritas," tegas Johanis.

Namun, menurutnya yang terpenting selanjutnya adalah membangun ekosistem yang mendukung habituasi, keteladanan dan pengalaman integritas. Karena pendidikan antikorupsi tidak hanya dipahami saja tapi harus diimplementasikan sehingga nantinya dapat menjadi budaya,” ucapnya.

Pihaknya dari KPK berharap perguruan tinggi dapat memupuk nilai integritas melalui pendidikan antikorupsi dalam kurikulum kampus. Integrasi ini bisa melalui mata kuliah yang relevan atau dibuat kembali mata kuliah mandiri.

"Saya juga berpesan, mahasiswa harus menghindari risiko-risiko yang dapat menjerumuskan diri ke perilaku koruptif. Mahasiswa yang kritis juga bisa mengidentifikasi setiap permasalahan integritas di kampus masing-masing untuk nantinya menciptakan sebuah solusi," pesan Johanis.

Sejumlah pimpinan Unri hadir pada kuliah umum ini, pihak fakultas, unit, lembaga, jurusan hingga mahasiswa ini adalah bentuk komitmen kita bersama untuk sama-sama mencegah korupsi yang ada di Indonesia khususnya Universitas Riau.(mcr)

#Komisi Pemberantasan Korupsi

Index

Berita Lainnya

Index