Bupati Inhil Yakini Program Penyelamatan Kebun Kelapa Rakyat Akan Berhasil Hingga Akhir Tahun

Bupati Inhil Yakini Program Penyelamatan Kebun Kelapa Rakyat Akan Berhasil Hingga Akhir Tahun

Tembilahan - Bupati Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), HM Wardan meyakini program penyelamatan kebun kelapa rakyat akan berhasil hingga akhir tahun 2017 ini. Pernyataan optimistis ini dikemukakan Bupati Wardan dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan program baru berjalan efektif 1 (satu) bulan terakhir, tepatnya pada bulan Juli 2017.

"Saya meyakini, keberhasilan implementasi program penyelamatan kebun kelapa rakyat ini hanya persoalan waktu. Di penghujung tahun, sub - program pembuatan tanggul mekanik menggunakan alat mesin berupa ekscavator dengan pola swakelola ini akan berjalan maksimal," ujar Bupati Wardan saat diwawancarai di kediaman Dinas Bupati Inhil, Jum'at (11/8/2017) siang.

Keyakinan Bupati Wardan tentang keberhasilan program penyelamatan kebun kelapa rakyat ini bukanlah tanpa alasan. Sampai sejauh ini, dari aspirasi yang terserap dalam beberapa kali pertemuan yang digelar dengan sejumlah Camat yang telah diamanahkan untuk mengoperasikan alat mesin ekscavator, Bupati Wardan mengungkapkan, terdapat beberapa daerah yang menginginkan adanya penambahan alat berat jenis ekscavator untuk mengakomodir segala kebutuhan akan perbaikan kebun kelapa masyarakat.

"Ini artinya keberadaan ekscavator di wilayah tersebut memang telah diharapkan bahkan menjadi kebutuhan bagi masyarakat disana. Hal yang wajar kalau masyarakat di wilayah tersebut menginginkan penambahan, terlebih tidak semua wilayah memiliki luas lahan perkebunan yang sama. Ada (luas lahan, red) yang besar, ada pula yang kecil," jelas Bupati.

Disamping itu, Bupati menilai penerapan program penyelamatan kebun kelapa rakyat yang berwujud pembangunan tanggul mekanik dengan sistem swakelola ini akan jauh lebih efisien jika dibandingkan dengan pola kontraktual, meski tidak semua sub - program yang dijalankan menggunakan pola atau sistem swakelola. 

"Yang kita gunakan ini kan APBD yang notabene uang rakyat. Kalau ada sistem atau pola yang lebih efektif dan efisien ketika diterapkan kenapa tidak. Perbandingan kedua pola atau sistem ini adalah 4 berbanding 1 jika dilihat dari aspek keuangan. Kalau pembangunan tanggul menggunakan sistem kontraktual itu per meter perseginya Rp. 80.000, dengan pola swakelola bisa lebih hemat hingga Rp. 20.000 per meter persegi" terang Bupati.

Tak hanya sampai disitu saja, hal yang krusial terkait pola yang diterapkan pada program penyelamatan kebun kelapa rakyat ini, dikatakan Bupati Wardan, adalah partisipasi masyarakat setempat. Menggunakan pola swakelola, lanjut Bupati, masyarakat setempat akan senantiasa diberdayakan sembari program dijalankan.

"Wujud partisipasi yang jelas telihat adalah dalam hal pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan. Masyarakat akan lebih tahu ihwal progres dan hasil dari penerapan program. Dengan begitu, kualitas hasil pelaksanaan program akan semakin terukur dan dapat dipertanggungjawabkan," pungkas Bupati Wardan.

Terakhir, Bupati Wardan meminta agar masyarakat dapat bersinergi menjalin soliditas dengan pihak Pemerintah Kecamatan masing - masing dalam merekonstruksi kebun kelapa yang mengalami kerusakan.

"Ini baru berjalan 1 bulan memasuki bulan kedua pelaksanaan program penyelematan kebun kelapa rakyat. Perbaikan kebun kelapa yang telah mengalami kerusakan parah sejak bertahun - tahun sebelumnya tentu tidak bisa instan. Butuh proses untuk menggapai keberhasilan. Kita masih punya waktu beberapa bulan lagi untuk menjalankan proses tersebut hingga penghujung tahun," tandas Bupati Wardan.

Berita Lainnya

Index