BENGKALIS (WAHANARIAU) -- Petani merupakan garis terdepan ketahanan pangan, sehingga para petani layak dijuluki pahlawan pangan sejati, karena berkat kerja keras dan pengorbanan para petani membuat kita semua bisa makan dan sehat.
Demikian disampaikan Bupati Bengkalis, Amril Mukminin diwakili Staf Ahli bidang Kemasyarakatan, Haholongan saat menghadiri panen padi musim tanam 2016 di Desa Mentayan, Kecamatan Bantan, Minggu (18/12/2016).
Oleh sebab itu, Bupati memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para petani khususnya Desa Mentayan, umumnya petani di Kabupaten Bengkalis yang tetap bertahan menjadi petani padi.
"Sebab, ada kecenderungan dari sebagian petani kita, mulai mengalihfungsikan lahannya menjadi perkebunan sawit maupun karet" ujarnya.
Dikatakan Haholongan, saat membacakan sambutan tertulis Bupati Amril, bahwa kebutuhan beras untuk Kabupaten Bengkalis sebanyak 56.031 ton setiap tahun. Sedangkan jumlah produksi beras yang dihasilkan oleh petani baru sekitar 16.861 ton.
"Ini artinya kita masih kekurangan besar sebanyak 39.170 ton, akibatnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kita harus mengimpor atau mendatangkan besar dari daerah lain" ungkapnya.
<!--pagebreak-->
Kondisi tersebut, imbuhnya, tentunya merupakan sebuah tantangan besar dan sekaligus peluang pagi kita semua, untuk meningkatkan hasil produksi padi di daerah ini. Meskipun belum sepenuh kita bisa memenuhi kebutuhan beras di Kabupaten Bengkalis, namun dengan tekad dan usaha keras, setiap tahunnya kita harus berupaya untuk memperkecil jumlah impor beras dari luar daerah.
Dijelaskannya, untuk meningkatkan hasil produksi padi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis, Provinsi Riau maupun Pemerintah Pusat, tetap konsisten mengalokasikan dana peningkatan produksi padi dan program pembinaan. Seperti, memberikan bantuan benih padi, pupuk, pestisida, perbaikan jalan usaha tani, perbaikan jaringan irigasi dan alat mesin pertanian.
"Selain itu, Pemerintah juga melakukan sistem upaya meningkatkan produksi padi melalui sistim pertanaman padi jajar legowo (Jarwo), seperti yang dilakukan di hamparan lahan padi seluas 200 hektar di Desa Mentayan Kecamatan Bantan ini" ungkapnya lagi.
Apresiasi kepada petani di wilayah berjuluk Negeri Junjungan karena tidak mengalihfungsikan lahan juga disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau, Askardiya R Patrianov, bahkan dirinya mengharapkan Bengkalis menjadi lumbung padi di Pantai Timur Sumatera.
"Kami sangat bangga dengan para petani di Kabupaten Bengkalis karena tidak mengalihfungsikan lahan dan menerapkan sistim Jarwo yang mencapai 80 persen. Semoga hal ini dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan lagi sehingga menjadikan Bengkalis sebagai lumbung padi di Pantai Timur Sumatera" harapnya.
Selain Haholongan dan Askardiya R Patrianov, panen padi ini juga dihadiri perwakilan Balai Besar Peramalan Organisme Penggangu Tumbuhan selaku Penanggung Jawab Upsus Pajale Riau, Elwidar Is, Kasdim 0303/Bengkalis Mayor Inf Ricad Harisab, Danramil 01/Bengkalis Mayor Inf Irwan, Sekretaris Camat Bantan, H Jundi Mustari dan sejumlah pejabat teras lingkup Pemkab Bengkalis. (humas)