Jasad Tan Malaka Akan Dikubur Dekat Masjid

Jasad Tan Malaka Akan Dikubur Dekat Masjid
Warga yang sedang membawa makanan dan hasil kebun melintas di depan rumah Tan Malaka di Nagari Pandam Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat dalam upacara adat pemberian mandat kepada tim delegasi penjemput jasad Tan Malaka.

WAHANARIAU -- Jasad Pahlawan Nasional Ibrahim Datuk Tan Malaka akan dikebumikan di dekat rumah dan masjid tempatnya mengaji. Di mata masyarakat Sumatera Barat, tokoh kiri ini sangat dihormati sebagai pemangku adat tertinggi.

Wali Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Khairul Apit mengatakan lokasi untuk pemakaman jenasah Ibrahim Tan Malaka sudah dipersiapkan. Makam itu berada satu kompleks dengan rumah gadang Tan dan juga surau yang kini menjadi masjid tempat Tan muda belajar mengaji. “Kami sudah persiapkan tempat makamnya,” kata Khairul Apit, Rabu 18 Januari 2017.

Dia menjelaskan, lokasi makam itu berdiri di atas tanah adat. Penempatan ini sebagai bentuk penghormatan masyarakat setempat kepada Ibrahim Datuk Tan Malaka sebagai Raja Adat Kelarasan Bungo Setangkai. Secara struktural adat, jabatan ini membawahi 142 pemangku adat atau Niniak Mamak yang kerap pula disebut sebagai penghulu atau kepala kaum. Di dalamnya termasuk pula 8 penghulu Can Tak Salapan.

Tingginya derajat ketokohan Ibrahim Datuk Tan Malaka ini pula yang mendorong keinginan masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota dan Sumatera Barat untuk membawa pulang jasadnya dari lereng Gunung Wilis di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Karena itu prosesi pelepasan tim delegasi penjemputan jasad Tan Malaka yang diketuai anggota DPR RI dari Partai Demokrat yang juga tokoh Nahdliyin Khotibul Umam dilakukan secara besar-besaran dengan melibatkan ribuan masyarakat Sumatera Barat.

Pentingnya proses pemulangan ini juga disampaikan Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan. Selain mengumpulkan jasad para Raja Kelarasan Bungo Setangkai yang telah dikebumikan di kampung halaman, pemulangan jasad Ibrahim Tan Malaka ini sekaligus melengkapi prosesi pengangkatan Hengky Nouvaron Arsil sebagai Datuk Tan Malaka ketujuh. Hengky adalah cucu keponakan Ibrahim dari garis ibu atau matrilineal yang berhak mewarisi gelar tersebut. “Kepulangan Datuk sangat penting bagi kami,” kata Ferizal.

Selain memegang mandat pemangku adat, pemulangan ini, menurut Ferizal juga mendapat dukungan penuh dari keluarga dan penerus Ibrahim Datuk Tan Malaka. Hal ini dibuktikan dengan berkumpulnya seluruh keluarga besar Tan Malaka pada upacara adat pelepasan tim delegasi penjemputan jasad Tan Malaka di Kecamatan Gunung Omeh dan Suliki akhir pekan lalu.

Tak hanya menyiapkan makam, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota juga berjanji akan memperbaiki rumah gadang peninggalan Tan Malaka sebagai museum dan perpustakaan. Sebab saat ini kondisi rumah gadang tersebut tak bisa disebut terawat dengan beberapa benda peninggalan seperti kursi kayu yang telah rapuh dan patah.

Berbeda dengan masyarakat Limapuluh Kota yang mempersiapkan lokasi pemakaman Tan Malaka dengan matang, keberadaan makam pendiri Partai Murba di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri nyaris tak bergeming. Tak ada perubahan apapun di lokasi makam selain pembangunan jalan setapak berupa anak tangga menuju dasar lembah tempat keberadaan makam oleh Pemerintah Desa Selopanggung.

Hanya saja dengan perbaikan akses jalan tersebut, jumlah pengunjung makam Tan Malaka perlahan mulai meningkat. Ini terkait pula dengan maraknya pemberitaan soal rencana pemindahan makam Tan Malaka yang memancing para pelancong sejarah mendatangi makam tersebut. “Kami berharap makam ini tetap disini,” kata Suwarti, penduduk desa setempat.

Selain sudah berada cukup lama di pemakaman desa dan menjadi salah satu sesepuh, keberadaan makam Tan Malaka di Desa Selopanggung diharapkan bisa menjadi lokasi wisata sejarah baru yang meningkatkan derajat perekonomian masyarakat setempat. Sebab kawasan di lereng Gunung Wilis ini masih tergolong pra sejahtera dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh tani. (tempo)

Berita Lainnya

Index