Melihat Deretan Pusaka Mataram Kuno di Museum Purbakala Pleret

Melihat Deretan Pusaka Mataram Kuno di Museum Purbakala Pleret
Museum Purbakala Pleret (Foto: KRjogja/Okezone)

BANTUL - Museum Sejarah Purbakala Pleret di Dusun Kedaton, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyimpan koleksi 200 benda bersejarah atau peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di wilayah setempat.

"Koleksinya itu semula sebanyak 81 benda yang dikumpulkan dari seluruh Bantul, kemudian ditambah pinjaman dari lain-lain dari Banguntapan dan Pleret itu totalnya 200-an benda," kata Pengelola Museum Sejarah Purbakala Pleret Susanto di Bantul, sebagaimana dilansir Okezone.

Menurut dia, ratusan koleksi benda bersejarah itu terkumpul sejak 4 tahun lalu atau setelah dibuka pada tahun 2014 sampai dengan Maret 2018. Benda bersejarah itu berupa ompak (landasan tiang), ornamen bangunan, dan benda bersejarah lainnya.

BACA JUGA : Belajar Sejarah Perjuangan Bangsa Dengan Mengunjungi Museum Benteng Vredebrug

"Paling lama dari pemerintahan tahun 1677, jadi usianya 340 tahunan, yang terakhir ditemukan sebilah keris pada waktu penggalian beberapa tahun lalu, saat itu yang dicari struktur bangunan mesjid dan ketemu sebilah keris," katanya.

Ratusan benda bersejarah, termasuk di antaranya beberapa pusaka, disimpan di dalam ruangan koleksi sisi barat yang diletakkan dalam kotak kaca untuk dipamerkan kepada pengunjung maupun masyarakat yang ingin melihat atau mempelajari koleksi peninggalam Kerajaan Mataram Kuno itu.

"Di museum ini ada ruang audio visual untuk memutar film, ruang koleksi, dan di halaman terdapat empat gazebo, dengan satu gazebo terdapat sumur peninggalan, yang pada waktu itu dipakai untuk jamasan (mencuci) benda-benda pusaka," katanya.

BACA JUGA : Raudhah, Taman Surga di Tanah Suci

Ia mengatakan bahwa Museum Sejarah Purbakala Pleret milik Dinas Kebudayaan DIY ini berdiri atas lahan seluas 2.222 meter persegi, dan setelah dibuka pada 2014 telah mengalami renovasi dan rehabilitasi agar menarik dikunjungi wisatawan.

Terkait dengan kunjungan ke Museum, dia mengatakan bahwa hal itu sudah menunjukkan perkembangan signifikan. Susanto mencatat kunjungan selama 2014, sejak Maret hingga Desember, sebanyak 2.117 orang, sedangkan kunjungan selama 2017 tercatat sebanyak 7.563 orang.

"Dari sisi jumlah pengunjung, saya kira membanggakan, terutama tiap ada 'event' atau liburan itu banyak dikunjungi, terutama pelajar dan mahasiswa. Bahkan, pada bulan Februari lalu ada rombongan berjumlah sekitar 300 orang dari Cangkringan (Sleman)," katanya. (okz/okz)

BACA JUGA : Pentingnya Menonton Film Penumpasan G30S/PKI, Begini Penjelasan Pakar Sejarah UR

Berita Lainnya

Index