Strategi Promosi Layanan Perpustakaan yang Efektif Melalui Media Sosial

Strategi Promosi Layanan Perpustakaan yang Efektif Melalui Media Sosial
Ilustrasi Promosi Layanan Perpustakaan yang Efektif Melalui Media Sosial. (Foto : Istimewa)

GAMBARAN spontan yang muncul dalam pikiran masyarakat tentang sebuah perpustakaan adalah sebuah gudang buku atau ruangan yang berisi penuh dengan kumpulan buku-buku yang disusun di rak atau lemari.

Padahal di zaman yang serba modern saat ini, setiap perpustakaan umum daerah sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas teknologi yang sudah canggih dan memadai, seperti tersedianya fasilitas komputer serta didukung internet gratis (free wifi) yang siap dioperasikan sesuai dengan kebutuhan pengunjung perpustakaan.

Untuk merubah mindset masyarakat tentang sebuah perpustakaan, dibutuhkan sebuah pendekatan dan pengenalan mengenai perpustakaan guna menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan.

Tingginya tingkat kunjungan pemustaka ke perpustakaan sampai saat ini masih menjadi tolok ukur utama dalam menilai tingkat pemanfaatan perpustakaan. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh pustakawan untuk meningkatkan kunjungan pemustaka ke perpustakaan yang mereka kelola. Di antaranya, cara yang ditempuh adalah dengan mempercantik tampilan fisik perpustakan guna menarik minat pemustaka untuk datang ke perpustakaan serta menambah fasilitas-fasilitas demi kenyamanan para pengunjung. Namun tampilan fisik yang cantik dan fasilitas yang lengkap akan menjadi percuma jika hal tersebut tidak terinformasikan kepada masyarakat.

Untuk itu dengan adanya promosi yang efektif dan tepat sasaran akan membuat masyarakat tertarik datang ke perpustakaan. Perkembangan promosi perpustakaan dan layanan perpustakaan harus terus beradaptasi dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, karena dampak perkembangan teknologi yang dirasakan oleh perpustakaan tersebut mempengaruhi promosi yang dilakukan oleh sebuah perpustakaan.

Promosi merupakan bagian dari kegiatan pemasaran perpustakaan (library marketing). Ada pepatah mengatakan “tak kenal maka tak sayang”, sehingga perpustakaan perlu memperkenalkan diri dengan segala aktivitasnya kepada pemustaka melalui promotion of library.

Tujuan dari promosi perpustakaan ini bersifat mengajak para pengguna perpustakaan (pemustaka) untuk lebih dekat dengan perpustakaan, sehingga pemustaka memahami apa saja yang bisa diperoleh di perpustakaan, kewajiban apa saja yang harus dipenuhi, dan hak apa saja yang akan didapat, baik itu berupa informasi maupun fasilitas yang tersedia.

Jadi dalam penentuan promosi perpustakaan harus berorientasi pada kepuasan pemustaka (user oriented) sebagai tujuan yang ingin dicapai oleh perpustakaan tersebut.

Pengguna perpustakaan di zaman sekarang di sebut dengan Net Generation, yaitu generasi yang lahir dan tumbuh dalam perkembangan kecanggihan teknologi informasi dan internet.

Maka agar dapat melakukan promosi yang efektif dan efisien pada generasi digital tersebut, diperlukan strategi promosi perpustakaan yang dikemas semenarik mungkin dan melalui media yang tepat yang digandrungi oleh para anak millennial, yaitu melalui media sosial (social media).

Media sosial pada era sekarang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kehidupan sehari-hari oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan usia. Media sosial telah menjadi ruang di mana kita bisa membentuk dan membangun hubungan, membentuk identitas diri, mengekspresikan diri, dan bahkan belajar tentang dunia di sekitar kita.

Maraknya penggunaan media sosial tersebut memberikan keuntungan bagi perpustakaan dalam mempromosikan produk perpustakaan.

Banyak media sosial yang disuguhkan di dunia maya, yang bisa dipilih oleh pustakawan guna keperluan promosi perpustakaan. Beberapa jenis media sosial yang dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan tersebut diantaranya Facebook (FB), Twitter, YouTube, Instagram (IG), dan masih banyak platform aplikasi-aplikasi media sosial lainnya, termasuk aplikasi TikTok.

Dari sekian banyak jenis media sosial yang ada, perpustakaan bisa menentukan salah satu atau beberapa jenis media sosial tersebut untuk melakukan promosi perpustakaan sesuai kebutuhan pemustaka maupun kebutuhan pihak pengelola perpustakaan itu sendiri.

Namun perlu ditegaskan lagi bahwa dalam memilih jenis media sosial yang akan digunakan, sebaiknya perpustakaan mengetahui atau memetakaan jenis-jenis media sosial yang digunakan oleh pemustakanya. Hal ini bisa dilakukan dengan mendata media sosial yang dimiliki oleh pemustaka, ketika mendaftar untuk menjadi anggota baru di perpustakaan.

Manfaat dan Keunggulan Media Sosial
Dengan adanya promosi melalui media sosial (medsos) oleh perpustakaan, ada beberapa manfaat yang didapat, antara lain :

  1. Sarana interaksi dan diskusi antara pustakawan dan pemustaka
  2. Media penunjang penyampaian informasi pada pemustaka
  3. Mendorong pustakawan berkreasi dan berinovasi dalam pengembangan layanan
  4. Membangun citra positif mengenai perpustakan

Beberapa keunggulan perpustakaan yang melakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial, antara lain : pertama, media sosial mudah dilakukan, karena hanya dalam hitungan menit akun yang sudah dibuat bisa langsung digunakan untuk promosi. Kedua, media sosial tidak memerlukan modal besar, karena untuk membuat sebuah akun di media sosial yang diperlukan hanyalah kuota internet setiap bulannya. Ketiga, jangkauan media sosial lebih luas sehingga lebih cepat dikenal oleh masyarakat.

Apa saja yang bisa dipromosikan oleh perpustakaan melalui media sosial? Banyak hal yang bisa di-share di media sosial, seperti informasi mengenai lembaga atau institusi perpustakaan, koleksi/kemas ulang informasi, layanan perpustakaan, fasilitas dan sarana, program dan kegiatan, bahkan mengenai pustakawan/pengelola perpustakaan.

Tips Penggunaan Media Sosial
Setelah memahami pentingnya manfaat dan keunggulan mengenai promosi perpustakaan, mari kita belajar tips jitu yang bisa dilakukan oleh pustakawan dalam melakukan promosi perpustakaan di media sosial, antara lain :

  1. Membuat konten yang menarik dengan menampilkan gambar, tulisan maupun video yang dilengkapi dengan deskripsi yang informatif.
  2. Memilih waktu yang tepat untuk membagikan informasi sesuai dengan konten atau informasi yang ingin disampaikan, misalnya kapan saatnya untuk menyapa pemustaka, seperti memberikan ucapan selamat tahun baru, ucapan pada saat hari-hari besar keagamaan, sejarah dan ucapan hari-hari besar lainnya, ataupun pengumuman yang menginformasikan tentang perpustakaan yang bersangkutan, seperti jam layanan, tata tertib, tutup hari libur nasional, dll.
  3. Gunakan alat bantu hastag atau tagar (#) untuk mengelompokkan atau mengkategorikan jenis postingan guna mempermudah semua orang menemukan postingan, sehingga postingan tersebut bisa lebih viral dan dikenal di dunia maya.
  4. Iklankan atau promosikan juga media sosial yang dimiliki perpustakaan, dengan mencantumkannya pada flyer, bookmark, ataupun sarana promosi lainnya.

Selain tips-tips di atas, sebagai pustakawan di era yang serba digital saat ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam promosi melalui medsos, di antaranya adalah pustakawan harus cerdas bermedsos melalui kompetensi literasi media, aktif belajar dan mengasah keterampilan/keahlian TIK (termasuk dalam bermedsos), bijak dan profesional (juga kritis) dalam menyikapi informasi dan penyebaran, update tentang perkembangan kekinian serta hindari hoax dan plagiat dengan mencantumkan sumber di setiap postingan berita/penyebaran informasi.

Nah, dari urain di atas, sudah jelas bahwa promosi sebagai salah satu kegiatan library marketing (pemasaran perpustakaan) yang menjadi kunci dari keberlangsungan keterpakaian perpustakaan oleh para penggunanya.

Media sosial (medsos) merupakan wadah terbaik untuk mempromosikan segala hal yang positif termasuk layanan perpustakaan dan memudahkan para pustakawan berkomunikasi dengan para pengguna. Apalagi di masa pandemi saat ini, pustakawan harus gencar membuat promosi pustaka khususnya layanan digital yang nantinya akan menjadi sumber referensi pemustaka.

Dengan keberadaan media sosial ini, diharapkan pustakawan menjadi teladan literasi informasi bagi pemustaka dan masyarakat. Karena, media sosial ataupun platform aplikasi dapat berguna menjadi inspirasi dan tempat untuk menimba ilmu jika pengguna dapat menggunakannya secara tepat dan bijak.

Oleh : Pustakawan Mahir pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Dumai, Tri Martini, A.Md.

#Dispersip Dumai

Index

Berita Lainnya

Index