JAKARTA - Belum selesai dengan kasus kebocoan data pengguna, Facebook nampaknya harus menghadapi masalah lain. Hal ini dikarenakan sebuah memo internal yang ditulis oleh petinggi Facebook pada 2016 silam, bocor di internet.
Memo ini ternyata bukan sebuah memo biasa. Pasalnya, memo tersebut ternyata sebuah memo yang mengungkap sisi gelap dari perusahaan milik Mark Zuckerberg tersebut.
Memo yang ditulis oleh Andrew Bosworth, Vice President Facebook tersebut ternyata menjelaskan fungsi inti perusahaan adalah menghubungkan orang, meskipun dengan segala cara dan berkonsekuensi jelek. Tentu saja, hal ini membuat para pengguna Facebook menjadi geram.
BACA JUGA : Soal Keamanan Data Pribadi Pengguna Facebook, Ini Tiga Janji Markk Zuckerberg
"Itu kenapa semua pekerjaan yang kita lakukan demi pertumbuhan perusahaan dibenarkan. Semua praktik impor kontak. Semua untuk membantu orang tetap dapat dicari oleh temannya. Semua pekerjaan yang kami lakukan untuk membawa lebih banyak komunikasi. Pekerjaan yang mungkin akan kami lakukan di China suatu saat nanti," tulis Bosworth di memo tersebut, dilansir Okezone.
Melansir dari laman The Verge, saat di konfirmasi, Bosworth mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa dia tidak setuju telah meminta karyawan Facebook untuk melakukan hal tersebut. Dia berdalih, hal tersebut hanya digunakan untuk membangkitkan diskusi seputar pertumbuhan perusahaan.
Di kesempatan lain, CEO Mark Zuckerberg mengatakan dirinya saat itu tidak setuju dengan apa yang ada di dalam memo tersebut. Dia mengatakan bahwa menurutnya pertumbuhan tidak harus menjadi sarana untuk mencapai tujuan itu sendiri.
BACA JUGA : Proses Hukum Dugaan Menghina Agama Islam di Facebook Dipertanyakan, Ini Penjelasan Waka Polres Dumai
"Kami menyadari bahwa menghubungkan orang tidak cukup dengan sendirinya. Kami juga perlu bekerja untuk mendekatkan orang-orang," kata Zuckerberg.
Bocornya memo ini bisa dikatakan berada di saat yang sangat tepat. Pasalnya, dalam beberapa minggu terakhir, Facebook tengah sibuk mengahdapi masalah terkait bocornya puluhan juta data pribadi penggunanya. (okz/okz)
BACA JUGA : Menkominfo Akan Tutup Akses Facebook, Twitter dan Youtube